Tatapan yang tajam.

90 12 0
                                    


Bukan siapa siapa, tapi rasanya
dia itu siapa siapa dihidupku.
-vioreen-

"gilang?" tanya vioreen terkejut ketika mendengar nama yang baru saja disebutkan oleh adik kelasnya ini, sementara siswi itu hanya mengangguk grogi.

"ya udah ka, aku duluan ya" ucap siswi itu lalu melambaikan tangannya dan berpamitan dengan mereka dan mereka berempat juga kembali melambaikan tangannya pada siswi itu.

"udah buruan liat yu!" ujar xanna langsung menarik tangan ghesha untuk menuju ke tempat kerumunan itu. Sementara orang yang ditarik hanya pasrah saja, dan allena serta vioreen juga hanya mengikuti langkah kedua temannya ini dari belakang.

Mereka berempat berjalan dengan terburu buru ketempat ramai itu, entah kenapa rasanya mereka ingin sekali melihat gilang berantem disana bersama dengan dennis, di ketua OSIS si SMA Angkasa ini. Terutama untuk xanna yang sangat penasaran sekali sementara dengan ketika temannya hanya biasa saja tapi tetap mengikuti xanna dari belakang.

Dennis baru saja mengelap sudut bibirnya yang baru saja dipukul kasar oleh gilang lalu bangkit berdiri karena dirinya sempat terjatuh karena pukulan itu. "ribet juga ya berurusan sama orang yang nggak pernah di didik sama orang tua dari kecil" ujar dennis kasar membuat emosi gilang semakin bertambah.

Sementara dengan regaza, bukannya mereka menghentikan gilang yang sedang berkelahi dengan dennis justru mereka malah hanya diam ditempat melihat mereka berdua saling pukul memukul dan beradu, sementara dengan seaghan cowo itu selalu mencoba segala cara untuk menghentikan gilang tetapi tidak bisa.

Percuma juga rasanya jika melakukan itu, karena memang kalau gilang sudah marah bahkan marahnya sampai pukul memukul mungkin kesempatan untuk menghentikan gilang itu sangat kecil sekali. Tidak ada harapan.

Gilang tiba tiba menarik kerah seragam dennis entah itu sudah keberapa kalinya ia tarik dan memukul dennis berkali kali lipat untuk kali ini. Emosinya saat ini benar benar sudah meluap bahkan sudah mendidih hampir keseluruh tubuhnya, ingin rasanya dirinya menghabisi dennis saat ini juga.

"brengsek lo!" bentak gilang sambil memukuli seluruh wajah dennis sementara dennis berusaha untuk melawan gilang tetapi gilang tidak memberikan dirinya celah sedikit pun untuk membalas.

"lang, udah berhenti" ujar seaghan yang menarik tubuh gilang tetapi dengan cepat gilang menepisnya kasar.

Seaghan menarik nafasnya kasar lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, lelah. Harus bagaimana lagi cara untuk menghentikan gilang saat ini. Sungguh temannya sangat keras kepala.

"apa lo? Mau pukul gue lagi? Pukul silahkan" ucap dennis dengan senyum miringnya dan dengan posisi yang kerah seragamnya saat ini masih terpegang oleh gilang bahkan saat ini gilang mengangkat tubuhnya lebih tinggi.

"kalau mau pukul, ya pukul aja. Biar seru ada sejarahnya seorang cowo yang terkenal dan tak di didik oleh kedua orang tuanya memukuli ketua OSIS" ucap dennis panjang lebar lalu dilanjutkan tawaannya itu.

Sementara dilain sisi, keempat cewe baru saja sampai diantara kerumunan itu setelah melewati beberapa barisan kerumunan yang memang susah sekali untuk dilewati mungkin butuh waktu setengah jam untuk mereka berempat sampai dibarisan paling depan.

Tapi entah kenapa, untuk kali ini mereka bertiga harus mengakui kehebatan suara oktaf xanna yang cemprengnya sudah sampai antartika. Berkat suara itu mereka sudah hampir dekat dengan barisan yang paling depan dan bisa melihat secara langsung bagaimana mereka berdua saling bertengkar.

"MISI WOI!" bentak xanna dengan suara tingginya membuat semua siswa siswi disana dengan spontan menutup kedua telinga mereka saat mendengar suara milik xanna berhasil keluar. Tanpa menyuruh mereka untuk minggir yang kedua kalinya, mereka sudah memberikan jalan untuk mereka berempat agar mudah melewatinya.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now