Bazzar

63 8 3
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa :)

Happy 3K pembaca Friendship Alley 😭❤
Aku terima kasih banget sama kalian, cerita ini tanpa kalian itu gak ada artinya. Beneran deh. Makasih yaaa 😁💙

Siap mulai??

Let's Go!
-------------------------------------------

“Bos, Bos!!” panggil Angga dan Akbar berteriak sangat kencang dari  koridor bagian barat. Sementara Seaghan menoleh, menunggu kedua cowo itu mengatakan tujuan bertemu dengan Seaghan.

“Gue liat plat motor yang sama Bos, ada deket halte bus sekolah,” ujar Angga dengan nafas terengah rengah.

Wajah Seaghan berubah dengan cepat. Tubuhnya menjadi memburu begitu mendapat kabar tentang plat motor itu. Tangannya sudah gatal sekali. Ingin rasanya menghabisi si pemilik motor pagi ini juga.

Seaghan langsung berlari keluar dari wilayah lapangan luar. Lapangan yang keadaan dan situasi yang sedang ramai membuat Seaghan dengan mudah keluar dari sini.

“Seaghan kemana?” tanya Gilang begitu melihat Seaghan pergi dengan cepat.

“Gue tadi ketemu plat motor yang sama, di deket halte bus sekolah,” ujar Angga kembali memberitahu.

“Dia kesana?” tanya Gilang lagi.

Angga mengangguk mantap. Kalau dengan Akbar sekarang. Cowo itu sedang menggoda Sekar di lapangan sana. Jarak yang cukup jauh dengan Angga dan Gilang juga.

“Gue kesana,” Gilang menepuk pundak Angga singkat. Lalu pergi meninggalkan Angga seorang diri disana.

“Gue biarin mereka berdua kesana, bahaya gak sih?” gumam Angga menepuk keningnya bingung. Lalu berjalan kearah tenda bazzar milik Regaza.

“Lama banget lo badut! Tinggal beli hiasan yang kurang aja, kayak beli popok bayi, lamanya mirip Ibu Ibu hamil,” tegur Reza berceloteh.

“Beli tespek kali,” sahut Arthur.

“Pala mu!” Angga memukul kepala Arthur keras.

Reza langsung merampas totebag yang dibawa oleh Angga agar hiasan tenda bazzar mereka cepat selesai.

“Eh,” panggil Angga tiba tiba. “Kalau Seaghan sama Gilang ketemu orang pemilik plat motor sekarang, bahaya gak sih?” tanyanya masih bingung.

Arthur membulatkan matanya kaget. “Bahaya lah goblok!” ketus Arthur.

“Emang mereka berdua dimana?” Kenzo sedang membersihkan kacamata bulatnya.

“Di halte bus sekolah, ketemu pemilik plat motornya,” balas Angga.

Reza langsung menyemburkan air mineral yang baru saja ia minum. Tumpah dimana mana. “Jangan bercanda Ngga,” tegur Reza mengelap mulutnya.

“Emang muka gue keliatan lagi bercanda?” Angga bertanya pada Reza.

“Cegah lah bego, jangan sampai nanti emosi Seaghan meledak disana,” tegur Arthur. “Kalau terlambat, Seaghan bisa di skors. Trus nama Regaza bisa buruk,” katanya lagi.

Kenzo mengangguk cepat. “Jangan semua kesana, nanti sekolah curiga,” kata Kenzo.

“Biar gue sama Kenzo aja. Lo sama Angga jaga tenda,” tegas Reza. Yang lain hanya mengangguk setuju.

“Perlu gue kasih tau anak anak lain gak? Suruh jaga jaga depan?” tanya Angga menawarkan.

“Boleh, lo kabarin mereka aja. Suruh amati, jangan bergerak,” tegas Reza lagi.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora