Ujian Semester

102 17 0
                                    

Hari ini, hari ujian kedua yang sedang mereka laksanakan. Saat ini Bu Hevy bertugas sebagai pengawas dikelas XI IPA 7. Guru itu selalu memantau pergerakan siswa siswi yang berada didalam kelas yang sedang ia awasi, sekali ada yang bergerak pasti guru itu akan merasa dan langsung menjebak siswa atau siswi itu dengan kata kata tajam dan menusuknya itu.

Mata tajam milik Bu Hevy ini selalu bergerak tiada henti, membuat regaza kesulitan untuk mencari jawaban. Bukan regaza namanya kalau ujian mereka tidak nyontek. Didalam benak hati regaza saat ini pasti mereka sedang ngedumel karena guru yang menjadi pengawas hari ini adalah Bu Hevy, si guru kesiswaan yang merupakan guru musuh terbesar regaza, terutama Arthur.

Angga melirik kearah belakang untuk mencari jawaban, karena memang dirinya belum menjawab satu pun soal yang ada dilembaran kertas dihadapannya sekarang. Ia melirik untuk mencari jawaban milik gilang yang dibilang termasuk cerdas dari mereka semua selain seaghan dan kenzo.

"pstt" panggil angga memberi tanda pada gilang untuk menoleh kearahnya dan meladeni panggilannya itu. Sementara orang yang ingin ia panggil ternyata tidak peka sekali dengannya.

"pstt" panggilnya lagi yang masih saja tidak didengar oleh gilang, entah itu didengar ataupun memang sengaja tidak dijawab karena malas meladeni anak yang satu ini.

"lang" panggilnya yang ketiga kalinya sekarang menggunakan nama panggilnya tetapi suara panggilan itu terdengar sampai ke gendang telinga Bu Hevy.

"ANGGA!" panggil guru itu dengan suara yang keras dan lantang yang membuat mereka semua otomatis menoleh kearah angga, dan angga saat ini tertangkap sudah.

"ngapain kamu noleh ke belakang?"

"mau cari contekan kamu?!" tanya guru itu seperti seorang ibu ibu kos yang menagih uang kos.

"nggak bu, si ibu main nuduh saya aja" jawab angga cengengesan.

"bohong! Coba ibu liat kertas jawaban kamu!" bentak guru itu lalu berjalan menghampiri meja angga dan menarik kertas jawaban angga. Ternyata masih terlihat mulus, bersih, bening sama sekali tidak ada coretan ataupun goresan apapun, jangankan goresan tulisan huruf saja tidak ada.

"apa apaan ini! Kamu dikasih waktu dua jam buat ngerjain soal ini, kenapa lembar jawaban kamu masih kosong!" omel ibu itu tetapi angga hanya diam ditempat.

"hah kosong? Astaghfirullah aladzim" sahut akbar yang berada didepannya sambil mengelus dadanya pelan.

"kerja lembur bagai kuda,, sampai lupa ngisi soal" ucap reza bernyanyi seperti yang sempat buming disekolahnya itu. Sementara seisi kelas tertawa mendengar nyanyian reza.

"kenapa lembar jawaban kamu kosong?" tanya Bu Hevy yang suara nadanya terdengar seperti sedang marah.

"karena.." jawab angga terpotong karena ia masih berpikir apa alasan yang tepat supaya guru ini percaya pada alasannya.

"karena apa?!" tanya guru itu lagi membentak.

"karena harapan saya kosong bu, belum ada isinya" sahut Arthur yang sedang duduk disamping meja reza, tapi Arthur langsung mendapat tatapan tajam dari Bu Hevy.

"gimana kalau ibu aja yang isi?" ujar Arthur yang membuat guru itu semakin kesal.

"diam kamu!" bentak guru itu.

"jadi guru jangan galak galak kali buu" ujar kenzo yang mulai berani dengan Bu Hevy, padahal dirinya adalah siswa baru di SMA Angkasa ini.

"siswa baru udah banyak gaya aja kamu" ujar Bu Hevy tak percaya melihat tingkah kenzo.

"gaya itu kan perlu bu, biar kita tambah cool" ujar angga yang mulai membuka suaranya.

"ini lagi, ditanya malah jawab yang lain. Ibu jamin nilai ulangan matematika kamu kosong!" ucap ibu itu lalu pergi dari kerumunan mereka. Sementara mereka berenam kecuali angga senang merdeka mendengarnya.

FRIENDSHIP : LOVE [END]Where stories live. Discover now