Sesekali hangat itu tak masalah.

87 14 0
                                    

Suara rintikan hujan memenuhi ruangan yang sering ditempati oleh gadis berponi yang selalu menutupi bagian keningnya ketika sedang berada disekolah, ditambah dengan rambutnya yang sengaja ia kuncir setengah.

Gadis itu sedang menatap kearah jendela dengan tatapan yang kosong, tatapan tak berarti. Ia terus saja menatapi rintikan hujan yang membuat dirinya ingin bermain bersama dengan rintikan hujan itu, membuat dirinya meraih laptop hijau tuanya yang sudah jelas dilihat oleh kasat mata diatas meja belajarnya.

Ia membuka laptop itu lalu memencet salah satu aplikasi yang selalu ia gunakan ketika imajinasinya sedang berjalan, ketika suasana hatinya sedang tenang atau sedih ataupun semacamnya. Aplikasi itu terbuka jelas dan terlihat sebuah benda yang kosong belum ada isian sama sekali.

Gadis itu mulai mengisi benda yang kosong itu agar terisi penuh oleh kata kata bahkan sampai paragraf dari imajinasinya sore menjelang malam hari ini. Suasana hujan ini semakin membuat dirinya seakan ingin menulis lebih dari biasanya, seakan akan ia ingin mengutarakannya semua terang terangan dibenda kosong yang sudah terisi oleh beberapa rangkaian kata disana.

Sejenak ia melirik kembali kearah jendela dengan posisi duduk tepat disamping jendela itu lalu membayangkan sejenak apa yang ia uraikan tadi didalam laptopnya, tapi bayangan itu hilang ketika ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Ia menoleh lalu membalas ketukan pintu itu dengan balasan ucapan untuk masuk kedalam kamarnya, ternyata itu adalah adik perempuannya yang sangat mirip sekali dengan dirinya hanya saja adiknya ini tidak berponi, alasannya karena ia tidak suka jika memiliki poni.

"ka, ini coklat panasnya" ucap violet seraya memberikan secangkir coklat panas pada kakanya itu yang sedang duduk dengan laptop berada dipangkuannya.

"taruh diatas meja belajar aja" jawab vioreen lalu kembali melanjutkan imajinasinya itu, berharap adiknya ini tidak merusak imajinasi yang sudah ada beberapa bayang untuk ia ketik didalam laptopnya.

Violet meletakkan cangkir itu tepat diatas meja belajar sesuai perintah kakanya, lalu menghampiri vioreen seakan dirinya tertarik dengan apa ayngd itulis oleh kakanya itu. Secara laptop vioreen ini sangat privasi sekali, jadi violet tidak dapat membukanya jangan kan untuk membuka menyentuh saja dilarang oleh kakanya.

"ketik apa sih ka?" tanya violet penasaran dengan badannya yang sengaja ia bungkukkan sedikit agar dapat melihatnya tapi vioreen sudah lebih dulu mengeluarkan aplikasi itu dan beralih ke aplikasi yang lain.

Violet yang melihatnya mendengus kesal melihat kakanya yang selalu tidak ingin isi laptopnya itu ketahuan. "pelit banget sih" ujar violet kesal.

"biarin aja, udah sana ganggu imajinasi kaka aja" sahut vioreen mengusir violet tapi anak itu tidak pergi juga dari tempatnya justru dirinya itu melangkahkan kakinya menuju ranjang tidur kakanya itu dan menidurkan tubuhnya lalu meraih ponsel yang ada disaku celananya.

Sementara dengan vioreen ia hanya mengacuhkan violet, percuma kalau berdebat dengan adiknya kalau ujung ujungnya dirinya juga yang kena ceramah dari mamahnya, lebih baik ia diam dan melanjutkan imajinasinya itu daripada imajinasinya sudah keburu hilang. Bisa gawat.

"KA!" teriak violet membuat jari vioreen yang sedang bergerak dengan lacar seketika harus meleset saat mendengar teriakan violet.

"nggak usah teriak teriak dek, sakit telinga nih" ujar vioreen sambil menghapus beberapa huruf yang salah ia pencet karena meleset tadi.

Sementara violet hanya cengengesan mendengarnya. "sini bentar" ucap violet yang masih fokus dengan layar ponselnya. Sementara vioreen yang disuruh adiknya untuk menghampirinya hanya diam ditempat.

FRIENDSHIP : LOVE [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن