Terpuruk•-

6.2K 276 0
                                    

_________

Kini sudah kurasakan, hati rapuh tanpa ada satupun penyemangat bahkan pengertian.

______________

"Kenapa lo diem aja? sekarang lo puas? puas ngehancurin persahabatan gue sama Alasya?" bentak Diva meneriaki sosok yang ada disampingnya ini.

"Kenapa harus gue? harusnya lo!" Refal menujuknya lalu berusaha pergi dari rooftop ini.

"Lo emang laki-laki gak punya hati, semoga lo nyesel sama perbuatan lo!" teriak Diva kesal.

Refal memberhentikan langkahnya, dan berbalik, "Gue harap juga gitu"

Diva mengepalkan kedua tangannya, lalu dengan berlari kearah Refal.

Diva meneteskan air matanya, baru kali ini seorang Diva menangis, jujur saja saat kepergok saling berpandangan tadi, Diva menjadi gugup dan bingung menjawab apa.

"Lo jahat, lo laki-laki terbrengsek yang cuma bisa nyakitin hati cewek, asal lo tau, lo boleh ngelakuin apapun yang lo mau, asal jangan hancurin persahabatan gue sama Alasya!" Diva menjatuhkan tubuhnya.

Refal menatap gadis yang terus meluncurkan air matanya itu, "Maaf" Refal berjongkok.

"Sialan!" umpat Diva mengusap wajahnya.

"Apa alasan lo harus diem tadi?!" gretak Diva.

"Karna dengan itu Alasya mungkin bisa pergi dari hidup gue!" ucap Refal kencang.

Diva terdiam, "Satu kalimat dari gue buat lo, mungkin sekarang lo belum ngerasain ditinggal orang yang cinta tulus sama lo, tapi gue yakin, sejauh orang itu pergi! pasti lo bakal ngerasa kehilangan!" ucap Diva sebelum benar-benar meninggalkan Refal.

* * *

"G-gue gak nyangka!" Alasya terus menutupi wajahnya dengan tekukan lututnya.

Air matanya begitu deras melucur dipipinya, matanya memerah dan memanas, keadaannya saat ini begitu terpuruk atas kejadian yang menimpanya hari ini.

Calvin dan Diva secara terang-terang sudah mengkhianatinya, ternyata dibalik wajah baik mereka didepan Alasya, tersimpan niat buruk yang membuat gadis ini kian meronta-ronta menerima semuanya.

Alasya masih memukul-mukul roknya, ia memilih ketoilet untuk sekedar mengeluarkan tangisnya atas apa yang terjadi baru saja.

Kesabarannya sudah habis, dari diputuskan seseorang yang ia sayang, juga heran dengan semua masalah dalam hidupnya, bahkan tak menebak dalang dari semua ini.

Alasya berusaha menahan tangisnya, ia masih sesunggukan, tak tau harus apa, Alasya memilih untuk keluar dari toilet, dan bergegas menuju kearah parkiran, tepatnya dimana ia memakirkan mobilnya.

* * *

Calvin menatap wajah cemas Diva, kini Diva hanya mondar-mandir tidak jelas, dan menegecek ponselnya terus-menerus.

Diva: Al lo kemana?
Diva: Jawab! lo dimana
Diva: Semua gak seperti yang lo liat
Diva: Gue sahabat lo, gak mungkin gue khianatin lo
Diva: Alasya!
Diva: Hellow? lo masih berasumsi buruk sama gue?

"Lo kenapa sih mondar-madir kaya cacing kepanasan?" tegur Calvin.

"Diem atau gue gorok leher lo!" ucap Diva menakuti, Calvin menggeleng, meneguk salivanya sendiri.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Where stories live. Discover now