Kenangan indah•-

4.7K 238 3
                                    

______

Tolong jangan tenggelamkan aku dengan tatapanmu yang dalam itu.

______________

Setelah mengantarkan Diva pulang larut malam karena jalan bersama, kini gadis itu menekuk kakinya diatas kursi panjang kamarnya, memandangi sebuah boneka, bunga kering yang masih terawat dan beberapa barang yang ia susun rapi diatas meja putih itu.

Mata Alasya terus menyoroti dan menatap rindu semua pemberian mantan kekasih yang masih ia inginkan untuk kembali itu.

Hatinya terasa panas, meski saat dirumah Refal tadi ia masih menampilkan senyuman ceria, walaupun pemberiannya sudah ditolak mentah-mentah, namun sebenarnya pikiran gadis itu masih berantakan.

Hatinya juga masih terjatuh dalam kenangan yang indah dan perilaku yang menyesakkan.

Alasya bersedekap dada, angin malam masuk begitu saja lewat jendela yang terbuka lebar itu.

Gadis itu berusaha menikmati, namun rasa rindu yang menyakitkan ini membuatnya harus menghela nafas pasrah.

Alasya akan menjadi gadis tergalau malam ini.

Huh menyebalkan, juga menyakitkan.

Terpejam diantara semua barang berharga memang menyulut otaknya untuk terus mengingat, mengingat perlakuan manis dari Refal.

"Ketika lo susah, sesusah apapun pasti akan susah kalo gak ada gue" ucap Refal merangkulnya.

"Kamu mau bikin aku susah?" tanyanya.

Refal tertawa, "Siapa sih yang mau biarin pacarnya kesusahan?"

"Berarti?" tanya Alasya memancing.

"Tebak sendiri" jawab Refal.

"Lo gak bakal biarin gue jauh dari lo kan?" Alasya menujuk wajahnya.

Refal mengacak rambutnya, senyuman tulus terpancar dari wajah tampannya, membuat Alasya semakin yakin, kata IYA adalah jawabannya.

"Iya, Asya" jawab Refal cepat.

Deru nafas lega berhembus begitu saja, senang? jangan ditanya. Alasya sudah dipertemukan dengan sosok yang tepat dan benar-benar tak mau meninggalakannya.

Tapi sekarang sudah berbeda, keterbalikan itu benar-benar terjadi dalam dunia nyata.

Hidupnya.

* * *

Refal yang masih memantulkan bola basket itu diatas lapangan, sesekali menghembuskan nafas kasar, melihat Calvin yang berlari kearahnya.

"Lo dipanggil bu Astuti, siap-siap denger ceramah seger pagi-pagi" ucap Calvin memukul lengan Refal yang masih mendrible bola basket itu.

"Woi? lo dengerin gue kagak sih? gue serius Bu Astuti mukanya udah merah" seru Calvin ditatap beberapa orang yang ada disekitarnya.

Refal meshooting bola basket itu, dan wah! bola itu masuk kedalam ring itu dengan sempurna.

Lelaki itu tersenyum samar tanpa memandang Calvin yang masih bersusah payah membuat Refal meresponnya.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora