Cerita kita•-

4.2K 245 6
                                    

______
Kita memang masa lalu, tapi aku adalah masa lalu yang masih berdiri kokoh mengejar sosok lama untuk kembali dimasa depan.
_________________

Gemerlap lampu dari ponsel teman-temannya masih membuat suasana malam ini hangat dan damai. Rasa kekeluargaan datang dengan cepat menghampiri mereka.

Mereka masih menyanyikan lagu bersama dengan wajah yang tak menunjukan rasa letih sedikit pun.

Mengapa, mengapa oh mengapa, banyak keraguan dalam hatimu Oh kasih.

Dengarkan lah hanya kamulah satu-satunya, diantara yang pernah singgah direlung jiwa dan tak kan pernah ada lagi ada, manusia lainnya. Sudah cukup satu, hanya kamu lah satu-satunya.

Lagu yang dinyanyikan bersama ini mampu mewakilkan rasa hati Alasya saat ini, semoga Refal menyadari akan makna dari lagu ini.

Semua masih asyik dengan lagu dan bernyanyi bersama, apalagi Alasya yang masih antusias menyanyikan.

Kini waktunya mereka memasak untuk hidangan makan malam, semua orang sudah berada diluar tenda mereka.

Namun Jessy justru membawakan segelas teh hangat untuk Refal yang masih bermain gitar bersama Dhitto, Calvin juga Giraka.

"Buat kamu" ucap Jessy menyodorkan gelas itu.

Refal menoleh, namun ia masih tetap sibuk dengan petikan gitarnya, Jessy menghela nafas, beberapa teman-temannya hanya menatap miris.

"Refal, minum dulu" Jessy menggerakan tangannya.

Alasya menatapnya pilu, hatinya teriris melihat kedekatan mereka, kenapa Refal selalu menjebakanya dalam sebuah teka-teki yang membuatnya selalu membawa perasaan.

Refal menoleh kearah Jessy yang tersenyum manis, lalu menerima gelas hangat itu dan meneguknya sedikit, ini bukan karena apa-apa, ia hanya ingin gadis penganggu itu tidak cerewet apalagi menganggunya.

Jessy teesenyum lebar, ia masih memandangi wajah Refal yang serius memainkan gitar itu sambil bernyanyi pelan.

"Apa harapan gue bener-bener gak ada?" lirih Alasya sedih, terbesit dipikirannya apa reaksi Refal jika menerima secarik kertas dibus tadi?

Akibat tertidur, kertas itu hilang dari genggamannya. Meski ia yakin jika Refal membacanya pasti Refal juga tak akan menjawab, namun tetap saja ia sedih menghilangkan kertas itu.

Kertas yang dibuat dengan tulus.

Diva masih terdiam menatap sosok Lola yang tiba-tiba mendekati Calvin dengan memberikan Calvin segelas teh hangat juga.

Ah mereka itu.

Sepertinya dua gadis itu memang sudah merencanakan hal ini untuk membuat Diva dan Alasya geram dan tersakiti.

Dan kini Diva menggosok-gosok tangannya, semua masih sibuk memasak, namun entah kebetulan atau tidak, Alasya dan Diva justru memilih untuk menyendiri.

Menatap dan menyaksikan, kedekatan sosok yang ia suka dengan rival nya.

"Tanggal empat belas, sedih kalo liat kamu deket sama cewek lain, mana janji lo? mana bukti ucapan manis lo Fal?!" lirih Alasya mendudukan diri dikursi rotan panjang dekat tenda.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Where stories live. Discover now