Menunggu harapan•-

7.3K 287 4
                                    

_______

Aku menunggumu ditemani harapan yang kuharapkan datang mengabulkan.

____________

Alasya yang baru saja keluar dari kamar mandi pun memilih baju dengan membuka lemarinya dan menghamburkan bajunya dilantai.

Keyakinannya akan Refal yang datang selalu membuatnya semangat menunggu.

Namun dering telefon membuatnya harus mendegus kesal lalu mengangkat paksa.

"Hallo?"

"Al, gue mau belajar bareng lo"

Alasya menatap pakaian yang berhambur itu. "G-gue gak bisa, lagi nunggu soalnya"

"Ck! nunggu apaan sih woi? lo lupa besok masih ujian? anjir lo"

Alasya masih diam, namun Diva kembali bersuara.

"Nunggu apaan sih elah!!"

"Nunggu harapan" jawab Alasya cengar-cengir tidak jelas.

"Anjir! Harapan itu bukan ditunggu tapi dikejar, mulai ngaco emang."

"Udah gue kejar tadi, makanya tinggal gue tunggu" ucap Alasya dengan entengnya sambil sesekali melirik baju yang berhamburan itu.

"Haduhh, bikin kesel aja lo, yaudah gue mau belajar sama Calvin aja!"

Alasya melongo mendengar nama Calvin tersebut jelas oleh Diva.

"Naksir lo?"

Diva memukul mulutnya cepat, "Au ah! salah ngomong gue tadi..."

Sambungan telefon itu langsung mati, Alasya pun terkekeh dan kembali menaruh ponselnya diatas mejanya.

"Kalau suka sama orang kadang keceplosannya alami ya" ucap Alasya tertawa.

* * *

"Kamu tahu gak? Mama itu sampe bilang sama Pak Rudi buat lapor polisi soal anak hilang" Fiona memberikan teh hangat itu dihadapan Refal yang masih memegangi kepalanya.

"Kepala kamu masih pusing karna kecelakaan kemarin Fal?" tanya Fiona melihat Refal yang tampak lelah.

Refal menggeleng, ia mengacak rambutnya lalu menatap Fiona dengan tatapan tak biasa.

"Gak usah khawatir sama Refal, Refal cuma ke apartemen kemarin" jawab Refal jujur.

Fiona mengelus puncak rambut puteranya, "Mama khawatir sama kamu, secara kamu itu anak Mama satu-satunya Fal"

Hati Refal terasa sangat sakit mendengar itu, ia merasa hidupnya benar-benar tak berguna, ia selalu membuat Mamanya khawatir, begitu juga Alasya yang mengatakan kalimat itu tadi pagi.

Buat aku bahagia juga ya ingat Refal.

"Sudah lama kamu gak cerita sama Mama, apa ada waktu buat itu semua?" Fiona duduk disebelah Refal.

Refal menatap lurus, pikirannya masih berantakan, "Nggak ada" jawab Refal memutuskan.

Fiona menatap wajah Refal dalam-dalam, "Apa alasan kamu berubah karna perempuan itu?" ingat Fiona pada sosok Alasya.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Where stories live. Discover now