Sedih dan senang.•-

7.9K 281 6
                                    

_________

Setidaknya jika kamu tak bisa datang, kabari aku.

___________________

Alasya menyiapkan perlengkapan sekolahnya dengan buru-buru, beharap semoga keberuntungan dapat menjawab soal menghampirinya hari ini.

Ia kembali berlari cepat tanpa sarapan sama sekali, Alasya masuk kedalam mobil dan mengendarainya dengan cepat.

Raut wajahnya belum ceria untuk pagi ini, semoga saja saat melihat wajah Refal mampu membuat senyum pertama dihari ini muncul diwajah Alasya.

* * *

"Sekali ini aja gue mohon maafin gue" ucap Jessy yang mencegat Refal diparkiran.

Refal masih diam, bisa saja ia memukul atau bahkan melukai gadis ini jika ia sudah benar-benar terusik dengan kehadiran Jessy.

"Om Jonathan yang selalu deketin gue Fal, Papa lo yang penggoda-."

Plak* Jessy memegang pipinya cepat.

Alasya yang baru saja keluar dari mobil dan berjalan terhenti dengan kejadian itu, hatinya terasa ngilu saat Jessy tertampar begitu saja.

"Kenapa mereka?" gumam Alasya.

"Lo itu benalu di keluarga gue" ucap Refal tajam.

"Ta-tapi.."

"Gue gak mau lihat muka lo lagi, sekali lagi lo deket-deket sama keluarga gue, inget! LO BAKAL HABIS DITANGAN GUE"

"K-kenap.."

"Tolong sekali lagi gue mohon" ucap Refal menekan kata-katanya sebelum melanjutkan kalimat selanjutnya.

"Jauhin keluarga gue, jangan ganggu hidup gue, JANGAN JADI PELAKOR!" Refal mendorong Jessy hingga siku gadis itu terseret halaman hingga berdarah.

Refal menatapnya tajam dari atas lalu pergi meninggalkan Jessy yang meringis sakit begitu saja.

Alasya menelaah kata-kata Refal dengan cermat, saat dirumah sakit kemarin Jonathan dan Jessy memang sangat dekat, apa mereka punya hubungan? tanya Alasya dalam hati.

Alasya menghela nafas kasar, ia merasa bersalah saat menggerutu tetang ketidak hadiran Refal tadi malam, ternyata lelaki itu sedang punya masalah.

Alasya berbalik arah menuju jalan yang tidak melewati kehadiran Jessy, ia merasa tak enak jika harus berpapasan dengan Jessy.

* * *

"Berdoa mulai" ucap Dhito memimpin.

Semua tampak tenang dan berdoa menurut agama masing-masing.

Dengan tangan bergetar Alasya harus mulai mengerjakan soal-soalnya ada dihadapannya, karena Alasya duduk didepan, Alasya memilih untuk sejenak menengok kebelakang, tepatnya dimana Refal duduk.

Gadis itu tersenyum dan kembali memandang soal didepannya.

Meski hanya menatap, Refal adalah semangat.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang