Barang berharga•-

5.2K 232 2
                                    

__________

Semua yang dilandasi dengan ketulusan pasti akan menjadi sesuatu yang berharga untuk ditinggalkan.

___________________

Sama seperti halnya barang yang diberikan oleh seseorang yang tulus, maka secara tidak langsung kita menganggap barang itu akan menjadi barang berharga.

Begitu juga perasaan, jika seorang memiliki perasaan yang tulus kepada seseorang, jelas pasti dia tidak mau meninggalkan perasaan tersebut.

Alasya menyebrangi jalan basah itu dengan perlahan, akibat hujan yang deras gadis itu harus mengeluh kesal karena tak satupun orang mau menjemputnya.

"Satu jam nunggu gak ada hasilnya" Alasya terus berjalan dengan kondisi basah kuyup.

"Coba Refal masih jadi pacar gue, gak bakal gue jalan kaki apalagi kehujanan" Alasya masih memaksa untuk berjalan.

Kegundahan hati dan terus menerjang air yang membasahi tubuhnya membuatnya semakin kesal.

Namun kini gadis itu menutupi matanya akibat cipratan air dari ban motor seseorang yang mengenai wajahnya.

"Astaga siapa sih" teriak Alasya menghentikan langkahnya.

Alasya menatap tubuh lelaki berhelm fullface itu, lelaki itu menyetandarkan motornya lalu melepaskan helm nya dan menaruhnya diatas motornya.

Lelaki itu mendekat, jaketnya basah sama seperti Alasya yang sudah mandi hujan.

"Deva?" Alasya mengerutkan dahinya.

"Gue anter lo pulang" Deva menatap mata gadis ini.

Alasya menekan bibirnya, ia mengangguk tanpa banyak basa-basi dan segera menaiki motor Deva dengan cepat.

Diderasnya hujan yang mengguyur tubuhnya, Alasya hanya bisa menikmatinya, jalanan yang macet membuatnya semakin bersyukur.

Bukan senang karena berlama-lama dengan temannya ini, melainkan bisa menikmati aliran yang turun dengan cepat ini.

Setelah sampai didepan rumah Alasya, Deva segera turun dan melepas helmnya, Alasya tersenyum "Makasih ya udah nganter gue"

"Hujan nya udah reda, gue boleh bicara sedikit sama lo?"

Alasya mengerutkan dahinya, hal sepenting apa yang membuat lelaki ini juga mau mengantarkan Alasya?

"Apaan kok kayak serius banget?" Alasya menatapnya dengan penuh kecurigaan.

"Lo masih sayang kan sama Refal"

Alasya mengembangkan senyumannya, lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Lo gak mau Refal kenapa-napa kan?" Deva memegang tangan Refal.

Alasya melunturkan senyumannya, "Maksud lo?"

Deva maju satu langkah dari tempatnya, kini jarak diantara mereka hampir terkikis habis.

"Gue mohon..."

* * *

"Jadi ini?" Refal bergumam pelan, menatap dua sosok yang masih beradu pandang dalam-dalam itu.

Refal memundurkan motornya, lalu melajukan motornya dalam kecepatan diatas rata-rata.

Refal semakin tersadar akan niat baiknya, niat melihat keadaan gadis yang katanya kehujanan dan tak ada yang menjemput, tapi Refal melihat kejadian mengesalkan itu.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Where stories live. Discover now