Cemburu?

9.3K 270 2
                                    

________

Bersamamu, beradu pandang dalam setiap candu yang menemani untuk terus menetap

__________________

12.45 / SMA Velite Astara

"Panas banget kayak cabe rawit dimakan mentah-mentah" omel Alasya berdecak sebal.

"Kayak omongan lo, pedes" tambah Diva sambil terus mengikuti gadis ini yang memilih duduk didekat pohon rindang itu.

"Udah ah duduk dulu" Alasya mendudukan dirinya, Diva pun segera ikut tanpa banyak berkomentar.

"Coba kalau ada Refal, gue pasti jadi sosok yang hangat banget" Alasya menatap lapangan basket yang dipenuhi oleh team Giraka juga Calvin tanpa ada Refal.

"Kenapa bisa gitu?" bingung Diva.

"Kata lo gue panas, Refal dingin kan? kalo disatuin hangat gak tuh" Alasya menatap Diva.

"Anget kaya telor ayam baru keluar" ucap Diva.

"Serah lo aja deh, untung Refal udah pulang, gue tenang dikit buat hari ini" Alasya menyilangkan tangannya, Diva yang melihat pun tak ingin berkomentar.

Raut wajah sedih jelas terpancar, semenjak cerita kejadian beberapa hari ini membuat wajah Alasya seakan bersikap ia baik-baik saja.

* * *

Alasya menghela nafas, ia mengoleskan lipbalm berwarna pink tua dibibir pucatnya.

Alasya: Dev, ke caffe biasa.

Alasya tak terlalu berharap jika Deva mau menerima atau bahkan menuruti kemauan nya untuk bertemu, namun apa salahnya mencoba.

Alasya merampas kunci mobilnya, ia mendatangi caffe itu dengan cepat.

Setelah sampai, Alasya mengedarkan pandangannya. Sangat ramai namun ia tak melihat sosok yang ia cari, ia mengumpat bodoh, Deva sudah ia caci maki, apa mungkin lelaki itu masih mau melihat wajahnya?

Masalah itu Alasya tak terlalu menghiraukan, yang paling disayangkan adalah tuduhan yang pada nyatanya sosok itulah yang bisa menyelamatkan Refal dari kecelakaan itu.

Alasya memutuskan untuk duduk, duduk dimana tempat biasanya masih kosong belum terisi, ia merogoh tasnya, mengambil ponsel dan menatap sebuah notifikasi muncul, bukan dari Deva melainkan Diva.

Diva: Coming soon! Kabar baik yang pasti bakal bikin lo jingkrak-jingkrak gak jelas, kalau mau tahu, datengin rumah Diva yang cantik ini ya.

Alasya mengerutkan dahinya, rasa ragu berselimut rasa penasaran, abaikan dulu, ia masih harus menunggu Deva.

"Maaf nunggu lama?" Deva menaruh jaketnya diatas meja.

Alasya refleks berdiri dan tersenyum, "Deva"

Deva menyisihkan lengan bajunya, menatap gadis yang mengisyratkan pandangan kagum? Ah tidak, Deva kepedaan.

"Ada persoalan apa lagi sampe lo ngajak gue ke caffe ini lagi?"

Alasya memudarkan senyumannya, "Lo masih marah? gue minta maaf ya. Karena situasi dan kondisi otak gue selalu aja terpenuhi dengan hal-hal negatif, kalau itu tentang keadaan orang yang gue sayang, gue harap lo paham"

Deva menatapnya, Alasya kian semakin menunduk, "Gue paham" jawabnya cepat.

Alasya kembali mengembangkan senyumannya, "Harusnya gue bener-bener nurutin apa yang lo mau kemarin, yaitu ngebuat Refal gak naikin mobilnya, kalau dipikir-pikir cara lo kreatif juga" puji Alasya.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Where stories live. Discover now