SPBB-73 Bukan teman tapi sahabat

2.5K 330 36
                                    

"Apakah kalian percaya bahwa Bella yang melukai Renata?"tanya Apil dengan nada dingin,sekarang mereka semua sedang berkumpul di kelas Via yang sepi. Karna waktunya istirahat.

Semuanya diam dan menunduk karna bingung dengan situasi saat ini.

"Gua gabakalan percaya kalo gua ga liat,"ucap lirih Via yang sebenernya sedih tapi ia bingung, makanya ia menjauhi Bella untuk saat ini.

"Terkadang kita memang harus percaya dengan apa yang kita lihat, tapi apakah yang kita lihat sudah semuanya?"tanya Apil lagi membuat semua temannya menatap ke arah Apil.

"Gua ga bisa diam aja Sep, ceritain siapa Renata sebenernya ke orang-orang yang bodoh ini."ucap Apil marah lalu pergi, namun sebelum pergi keluar ia ngomong lagi.

"Apakah Bella bukan teman bagi kalian? Setelah apa yang Bella lakukan yang belum tentu dilakukan oleh dirinya.kalian juga jangan lupa,kalian pernah jadi orang jahat namun Bella malah memaafkan dan menerima kalian jadi temannya."

Tina,Teya,dan Dira semakin menundukan kepalanya dan diam-diam meneteskan air mata.

•••

Ka Arnad yang masih ada di rumah karna jam kuliahnya sore, terkejut melihat Bella yang sudah pulang padahal belum waktunya pulang.

"Kurje, ko udah pulang?"tanya Ka Arnad sambil menghampiri Bella.

Bella mendongahkan kepalanya sambil menatap sedih ke arah kakaknya.

"Maaf"setelah mengucapkan itu, Bella langsung berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya, membuat Ka Arnad bingung. Namun ia tau bahwa adiknya sedang bersedih.

"Kenapa si Kurje?"tanya Ka Arnad pada dirinya sendiri

Ting tong

"Siapa lo?"tanya ka Arnad karna baru melihat cowo yang saat ini berdiri di depan pintu rumahnya.

"Saya Jio ka, mau bertemu Bella."ucap Jio yang membolos ketika mengetahui Bella diskor.

"BELEK ADA JIO NIH!"teriak ka Arnad membuat Jio menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

"Apasih ka berisik bangat,"ucap Bella yang masih memakai seragam sekolah namun rambutnya acak-acakan karna tadi ia habis rebahan.

"Inget si Tupai,"bisik ka Arnad lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Apil sengaja membolos untuk menghampiri Bella yang sedang sedih, namun ia memutar kembali badanya ketika melihat Bella dengan kakel yang gantengnya masih gantengan dirinya, meskipun dirinya kalah tinggi. tapi inget dia tidak kalah ganteng.

"Gua bakalan pergi dan membiarkan si Belek sama tiang listrik itu, oh tidak akan pernah."ucap Apil lalu kembali memutar badannya dan belari kencang menghampiri mereka berdua, dengan sengaja Apil menabrak punggung Jio. Namun, malah ia yang meringis kesakitan karna jidatnya kena punggung jio yang lumayan keras.

"Ngapain lo kesini?"tanya Apil dengan nada ngegas

"Mau ngapelin calon pacar lah,"ucap Jio sambil senyum mengejek.

Lalu menyodorkan satu kotak martabak.

Bella mah ambil-ambil aja tanpa bilang makasih lagi.

"Pelit ya lo, beli cuma satu."ejek Apil sambil menyodorkan martabak,sate,nasi goreng,dan es campur.

"Lo nga liat apa si Bella perut nya kecil, mana muat."ucap Jio

"Wah Lek, ngehina lo."ucap Apil lalu menarik Bella masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu,Meninggalkan Jio yang diam bingung.

"Pulang gua butuh sendiri,"ucap Bella mengusir Apil.

"Tapi gua butuh lo,"ucap Apil sambil menarik lagi Bella dan membawanya duduk di lantai. Padahal ada Sofa yang jelas-jelas ada di depan mata mereka berdua dan besar.

"Lek, liat mata gua."ucap Apil sambil menaikan dagu Bella sehingga Bella menatap mata Apil.

"Ada Belekan ga?"lanjut tanya Apil, langsung dihadiahi tabokan dari Bella. Apil malah tertawa puas sambil memegang perut.

"Padahal itu sosweet tau Lek,"Ucap Apil yang sudah tidak tertawa lagi.

"Mata lo sosweet,"ucap Bella kesal.

"Belekan kan nama panggilan lo,"ucap Apil sambil senyum mengoda, namun Bella malah menatap datar.

"Yang berati mata gua selalu ada lo,"ucap Apil sambil menoel-noel pipi Bella.

"Gaje,"ucap Bella menundukan kepalanya lagi.

Lalu Apil membawa Bella dalam pelukannya.

"Gua percaya sama lo Lek, gua tadi cemas dan jadi lemot otak sama omongan gua."ucap Apil sambil mengelus Punggung Bella dengan penuh sayang, bukan hanya Bella yang menangis. Apil pun ikut menangis.

"Hikss hikss gua bukan teman mereka ya Pil?"tanya Bella

"Iya lo bukan teman kita tapi Sahabat,"ucap mereka semua yang tiba-tiba datang ke rumah Bella.

Bella melepaskan pelukan dan menantap penuh tanda tanya kepada teman-temannya.

Mereka semua langsung memeluk Bella.

"Maaf, gua sebagai teman malah bikin lo nangis dan terpuruk."ucap Via terpukul

"Bahkan omongan gua sangat jahat sama teman sendiri,"ucap Ara yang juga menyesal

"Gua jahat, tapi lo ga ragu maafin gua."ucap Tina

"Dan kita yang jahat ini malah meragui kebaikan lo Lek,"ucap Teya dan Dira berbarengan.

"Kita semua hanya bingung Lek, menjauh bukan berati benci,tapi kita berusaha mencernihkan pikiran. Seperti sekarang pikiran kita sudah cernih, Asep sudah cerita semuanya, bagaimana liciknya sepupunya itu."jelas Via

"Kalo beneran gua yang ngelukain terus ngebunuh?"tanya Bella

"Ayo kita bunuh barenga bareng"ucap mereka sambil tertawa

____SEE YOU______

Sekarang Putus Besok Balikan(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang