#33 Menantang Vermon

7 1 0
                                    

Bukan hanya aku yang tampak terkejut. Lucia sama kakunya denganku sekarang, dia tidak bergerak. Aku pikir itu sihir hitam. Aku pikir aku termasuk penyihir jahat karena bisa melakukannya juga. Ternyata leluhurku sendiri bisa melakukan sihir itu. Jadi, sekarang rasanya kemampuan manipulasi pikiran itu tidak lagi spesial.

"Kau..." Aku terbata, kesulitan menemukan kata-kata. "kau...bisa..."

"Semua penyihir bisa melakukannya." jawab Darys tenang, seolah apa yang baru saja dilakukannya adalah hal biasa.

Pengetahuan itu jelas mengganggu Lucia karena dia langsung bersuara. "Aku tidak bisa." katanya mantap.

"Karena tidak ada yang mengajarkannya padamu." jawab Darys lagi.

Lucia terdiam. Aku terdiam. Tidak ada yang mendebat lagi. Aku rasa semua penyihir yang ada di sini sekarang sedang berdebat dengan pikiran masing-masing.

Pintu di hadapan kami sudah terbuka lebar tapi kami justru terdiam seperti patung lilin. Semua penyihir bisa melakukan sihir manipulasi pikiran? Lalu, apa bedanya kami dengan penyihir Evilium?

"Tunggu." kataku saat Darys sudah melangkah masuk. "Kenapa sihir Vermon tidak bekerja seperti itu?" Aku menunjuk Virian.

Virian bersikap begitu patuh pada Darys, sama seperti kaum Orsenvezk tersihir. Virian seperti baru saja kehilangan akalnya dan hanya bisa mendengar kata-kata Darys.

Aku menggeleng saat Darys menatapku bingung, "Maksudku, Vermon bisa membuat seseorang mematuhi perintahnya, tanpa membuat orang itu kehilangan akal." Seperti Alex, aku menambahkan dalam hati.

"Darco memiliki kemampuan istimewa itu." kata Darys. "Aku rasa Vermon mewarisinya dari sang Ayah."

Aku hanya mengangguk, meskipun ribuan pertanyaan masih memenuhi kepalaku. Darco istimewa? Dan kemampuan yang diwariskannya membuat Vermon istimewa juga? Semua penyihir bisa memanipulasi pikiran?

"Oh." Aku berhenti saat mendengar Darys memekik, lalu penyihir tua itu berbalik. "Aku baru ingat. Aldrin juga bisa melakukannya. Dia yang memberiku perintah untuk masuk ke dalam dinding es itu."

Aldrin? Sekarang negosiasinya dengan Raja Gormund terasa lebih masuk akal. Aldrin pasti menggunakan kemampuannya untuk membujuk Raja Gormund.

Keterkejutanku tentang informasi itu lenyap saat mendengar Virian berkata, "Kita sudah sampai, Tuan."

Sekali lagi, Darys berbalik. Kali ini dia tidak hanya menatapku, tapi menatap semua orang yang mengikutinya. "Jangan tatap matanya." pesan Darys sebelum memberi isyarat pada Virian untuk membuka pintu.

Suara berderit menggema ke seluruh kastel saat Virian membuka pintu besi berdaun ganda yang ada di hadapan kami. Dari tempatku berdiri, aku bisa melihatnya. Vermon tampak tenang, duduk di singgasana batunya yang temaram. Sebuah pedang berbilah pendek ada di pangkuannya. Vermon menyangga kepalanya dengan dua tangan yang bertaut di bawah dagu.

"Selamat datang, tamu-tamuku." katanya dengan suara tegas yang mengerikan.

***

Aku terdiam. Kali ini bukan karena Vermon menyihirku, tapi karena aku...takut? Entah kenapa mendadak aku merasa takut. Keberanianku menguap saat melihat seringaian di wajah Vermon. Wajah Evan. Jika Vermon mati, apa yang akan terjadi pada Evan di duniaku?

Aku tersentak saat ada yang menyentuh lenganku. Itu Jared. Dia menyenggol lenganku dengan sikunya, lalu mengarahkan dagu ke dalam ruangan. Khal dan dua prajurit lain sudah melangkah memasuki ruangan Vermon dengan gagah berani. Darys dan dua penyihir lain mengikuti. Tersisa aku, Jared dan Lucia yang masih terdiam di luar ruangan.

VAZARD : Sang Master (Complete)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin