#6 Bayangan Hitam Dari Laut

19 1 0
                                    

Kedua lenganku sakit. Aku membuka mata saat ada yang menepuk wajahku beberapa kali. Seorang penyihir Burdeoux sudah berdiri di hadapanku. Aku mendongak saat lelaki itu mengarahkan pandangannya ke atas. Kedua tanganku masih terbelenggu rantai besi. Pergelangan tanganku nyeri karena menahan beban tubuhku semalaman. Penyihir Burdeoux itu menggumam dan belenggu di tanganku terlepas. Aku tersungkur, kedua kakiku terlalu lemas untuk berdiri.


"Master sudah menunggumu." katanya tegas.

Lututku gemetar saat aku berusaha bangkit. Setelah yakin aku bisa berdiri sendiri, lelaki itu memimpin jalan keluar dari ruang pelatihan. Aku bisa merasakan sensasi hangat saat sihir dalam tubuhku bekerja, menghilangkan nyeri di pergelangan tanganku.

"Aku akan menemui Master setelah..."

Penyihir Burdeoux itu hanya mengangguk, kemudian meninggalkanku.

***

"Mimpi indah?" tanya Virian saat kami bertemu di depan ruangan Master.

Aku tidak menjawab. Virian hanya tersenyum, lalu membuka pintu besi menuju ruangan Master. Sudah ada delapan penyihir pengawas di dalam, berdiri berjajar di hadapan Master. Kehadiranku dan Virian melengkapi mereka.

"Adikku akan segera tiba." kata Master lantang, sepertinya dia sudah sangat menantikan saat-saat ini. "Sambut dia dan pasukannya dengan baik."

"Baik, Master!" jawab kami serempak.

"Aku tidak ingin ada yang lolos." kata Master sebelum kami keluar dari ruangannya.

Kami sudah berbalik, bersiap keluar saat Master memanggilku. "Alex."

Aku berhenti, kembali menghadap Master. Tubuhku menegang saat Master turun dari singgasananya. Baru kali ini aku melihat Master turun dari singgasananya. Master mendekatiku, menepuk bahuku sekilas. Mata cokelatnya menatapku tajam. "Ada tugas khusus untukmu."

Dadaku mendadak sesak saat mendengar suaranya yang begitu dekat, seperti ada yang menghalangi udara masuk ke dalam paru-paruku. Aku kehabisan napas.

"Habisi pemimpin pasukan itu." kata Master dengan penuh penekanan. "Pasukan itu hanya kumpulan semut kebingungan tanpa Alastair dan Rolan."

"Baik, Master." Aku menyanggupi dengan begitu patuh.

Alastair dan Rolan. Sekarang, aku benar-benar ingin mati.

***

Aku memicingkan mata untuk melihat ke kejauhan. Aku sudah mengawasi sekeliling pulau bersama Starlight sejak tadi, belum ada tanda-tanda Julia dan pasukannya mendekati pesisir.

Selama beberapa saat, hanya suara desiran angin yang tertangkap pendengaranku. Starlight meringkuk nyaman di atas sebuah tebing batu, sementara aku duduk bersandar pada salah satu kakinya yang besar. Aku bangkit saat melihat bayangan hitam di lautan.

Mataku tidak terlepas dari lautan luas yang membentang di sekeliling pulau, memandangi bayangan hitam yang perlahan mulai membesar. Saat ketiga bayangan itu semakin dekat, aku bisa melihat bentuknya dengan lebih jelas. Tiga buah kapal milik kaum Globator. Kapal hitam yang sangat besar dan sedikit berantakan, sangat mudah dikenali. Saatnya sudah tiba.

Aku melompat ke punggung Starlight, kembali ke kastel untuk memberitahu yang lain.    

VAZARD : Sang Master (Complete)Where stories live. Discover now