#35 Sumpah Setia

6 1 1
                                    

Vermon menjentikkan jarinya. Lalu, para penasehatnya muncul dari bayang-bayang kegelapan di belakang singgasananya. Ketiga penyihir Evilium botak itu mendekat dengan membawa sebuah cawan emas. Penyihir Evilium yang berada di tengah menggenggam cawan emas itu dengan penuh kasih sayang, seolah benda itu adalah bayi yang baru lahir.

Apa yang akan mereka lakukan? Bagaimana sekarang? Aku memberontak untuk melepaskan diri dari belenggu rantai, tapi percuma. Rahangku mengeras saat menatap Vermon yang mendekat.

Dua sihir yang memiliki sumber yang sama. Sari yang sama. Pesan terakhir dari mimpiku kembali memenuhi pikiranku. Tapi, Vermon yang mengirimkan mimpi itu. Apakah itu sebuah petunjuk atau jebakan?

"Prosesnya cukup sederhana." kata Vermon, mundur selangkah untuk memberi ruang pada ketiga penyihir Evilium.

Jantungku berdegup semakin kencang. Otakku bekerja lebih keras untuk memutuskan arti pesan Ibu dalam mimpiku. Hanya Ibu yang tidak memintaku untuk bersumpah pada Vermon. Apa ada kemungkinan Ibu yang mengirimkan pesan itu padaku?

Aku mengernyit saat salah satu penyihir Evilium menggores jari telunjuk kananku dengan sebuah belati, lalu meneteskan darahku ke dalam cawan emas yang berisi air. Para Evilium mendesis saat melihat tetesan darahku yang mulai menyatu dengan air di dalam cawan.

Kekuatanmu menjadi ratusan kali lipat lebih besar setelah mencapai kesempurnaan. Kau harus konsentrasi untuk menemukan sumber kekuatanmu. Dua sihir yang memiliki sumber yang sama. Sari yang sama.

Di mana sumber kekuatanku? Kemampuan luar biasa macam apa yang kumiliki setelah kekuatanku sempurna? Sari yang sama. Apa itu maksudnya aku memiliki kekuatan yang sama dengan Vermon? Tapi Vermon mewarisi kekuatan Darco juga.

"Setelah darahmu menyatu dengan air suci ini," kata Vermon, begitu yakin aku akan mengucapkan sumpah setia padanya. "aku akan memantrainya. Setelah kau mengucapkan sumpah setiamu, kau akan meminum air suci ini."

Vermon menerima cawan emas yang sudah ditetesi darahku. Dia mengeluarkan sebuah cincin bermata hitam dari balik jubahnya, kemudian memandangku saat akan memantrai air itu.

Itu batunya! Vermon akan menggunakan kekuatan dalam batu itu! Tapi Darys tidak ada di sini. Bagaimana sekarang? Dua sihir yang memiliki sumber yang sama. Sari yang sama.

Aku memejamkan mata, seperti yang biasa kulakukan. Kali ini, aku menggali lebih dalam, mencari sumber kekuatanku. Kenapa Vermon begitu menginginkan kekuatanku. Apa yang bisa kulakukan setelah kekuatanku sempurna? Aku bisa melihat bola cahaya yang memancarkan cahaya biru terang menyilaukan. Bola cahaya itu seolah tertahan sesuatu yang tak kasat mata, menunggu dibebaskan untuk memancarkan cahaya yang lebih terang lagi.

Aku membuka mata. Keadaan di kastel Vermon tidak lagi gelap. Sekarang, aku bisa melihat jaring-jaring cahaya yang melingkupi ruangan ini. Pandanganku beralih dari jaring-jaring cahaya itu pada Vermon yang berdiri di hadapanku.

Electragulja. ucapku dalam hati, mengerahkan seluruh energiku pada satu kata itu. Akhirnya Vermon mengeluarkan batu Burdeoux miliknya.

Aku hanya tersenyum saat melihat cawan emas itu jatuh dari genggaman Vermon. Kilatan listrik muncul dari cincin hitam yang ada dalam genggamannya, lalu menjalar ke seluruh tubuhnya. Tubuh Vermon mengejang dan menggeliat-geliat di lantai. Virian langsung mendekatinya, tapi tampak ragu untuk menyentuh tubuh masternya yang sedang tersengat listrik. Batu Burdeoux milik Vermon masih utuh. Itu bisa menambah kekuatan alami yang dimiliki batu tersebut.

Aku mendongak untuk menatap langit-langit. Jaring-jaring cahaya sihir itu tampak goyah saat tubuh Vermon mengejang. Sari yang sama. Kalimat itu terus memenuhi kepalaku. Bagaimana sekarang?

VAZARD : Sang Master (Complete)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora