20 : Teror

3.4K 554 65
                                    

Sembari menikmati semilir angin pantai yang segar, Drizel duduk di pasir sambil mengamati Louis dan Gabriel di kejauhan sana. Gabriel berhasil memetik beberapa buah kelapa muda.

Saat berusaha turun sekitar 1 meter dari ketinggian pohon kelapa, kaki Gabriel terpeleset berakhir jatuh yang membuat Drizel spontan berdiri, gadis itu segera lari menghampiri Gabriel.

Louis tertawa, kemudian terdiam begitu Drizel mendorongnya.

"Sakit jiwa lo!" seru Drizel. "Mikir gak, sih, lo kalo gak semua hal itu pantes diketawain?!"

Gadis itu terlihat marah lalu jongkok di sebelah Gabriel, memeriksa tiap inci tubuh Gabriel dan ia mendapati siku lelaki itu terluka. Hanya goresan kecil.

"Gapapa kok, Anne," lirih Gabriel sembari meringis menahan nyeri.

"Gapapa apanya? Itu luka!"

Rasa panik Drizel dapat dilihat oleh Gabriel, lelaki itu senyum tipis mengamati gadis di dekatnya. Untunglah kemanapun Drizel pergi ia selalu menyiapkan plester. Merogoh tas, kemudian gadis itu menempelkan plester karakter dengan gambar Minion pada siku Gabriel.

Memasang wajah datar, Louis tak berkedip menyorot dua insan di bawah kakinya. Tanpa sadar kedua tangan lelaki itu mengepal. Dia baru tersadar begitu Drizel menoleh ke arahnya.

Kontan Louis mengubah ekspresinya menjadi senyum lebar.

"Cowok aneh," lirih Drizel lalu pergi.

"Gue masih bisa denger woy!"

"Sengaja."

Louis manyun, mengulurkan tangan kepada Gabriel untuk membantu lelaki itu berdiri.

"Pake plester Minion. Awas lo ntar malem berubah jadi Minion!"

"Iya, ntar gue makan pisang lo!" balas Gabriel menoyor kepala Louis.

"Yeeee... psikampret!"

Keduanya tertawa.

Meminjam golok pada salah seorang penduduk sekitar yang sedang mencari aren di sekitar pantai, Gabriel mulai membuka kelapa muda yang tadi telah ia petik.

"Laki doang gabisa megang golok, kebanyakan main barbie, sih, lo!" ejek Gabriel.

"Gini-gini juga waktu jaman SD sampe SMA gue idola cewek-cewek!" jawab Louis membanggakan diri.

"Gak nanya."

"Ngasih tau doang."

"Gamau tau."

"Jangan sampe gue timpuk, ya, lo, Briel!"

"Hahaa... nih buat lo!"

Gabriel memberikan satu kelapa muda yang telah ia buka kepada Louis, lalu membuka dua kelapa lagi lantas ia bawa mendekati Drizel.

"Makasih, ya, plesternya,' ucap Gabriel menyodorkan sebuah kelapa muda yang ia bawa.

Drizel mendongak, ia ambil pemberian Gabriel dengan mengulas senyum manis.

Lelaki itu ikut duduk di samping Drizel.

"Untuk saya mana?" tagih Lucca yang berada tak jauh dari posisi mereka.

"Tuh buka sendiri," suruh Gabriel cengengesan.

"Huh... kayaknya saya harus jadi Anne, deh, supaya diperhatiin kamu."

"Lucca, apa-apaan, sih?" Drizel malu-malu.

Tertawa garing, Lucca berdiri. Berjalan ke arah Louis untuk membuka kelapa muda. Soalnya mendadak ia jadi pengen.

I'M BACKHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin