01 : I'm Back

16.6K 1.6K 6
                                    

Menyeret koper keluar dari Bandara, gadis dengan surai panjang bergelombang indah itu menghentikan taksi, dia minta diantar ke showroom mobil.

Tak banyak menawar, gadis cantik 21 tahun itu pergi dengan membawa mobil mewah berwarna merah yang telah ia bayar secara cash dari showroom.

Namanya Drizella Annelies. Setelah bertahun-tahun bersembunyi dari dunia luar, gadis itu kembali lagi dengan segala misteri yang ia bawa.

Decitan nyaring terdengar menusuk telinga saat gerbang berkarat itu dibuka oleh Drizel, dia parkirkan mobilnya di halaman dan melangkah menuju teras.

Menghirup dalam udara di sekitar rumah besar yang tak terawat itu, Drizel menghela napas, matanya berkaca.

"Masih kayak dulu."

Untuk memasang listrik, memperbaiki kerusakan, dan membersihkan rumah, Drizel menyewa beberapa orang yang ahli dalam bidang tersebut, agar dapat membuat rumahnya kembali terlihat layak untuk dihuni. Drizel tak peduli meski ia harus merogoh kocek hingga puluhan juta.

***

Stefan Rodriguez, anak kedua dari keluarga konglomerat bermarga Rodriguez, adalah seorang lelaki 27 tahun yang memiliki wajah tampan daripada ketiga saudara lelakinya yang lain.

Selain paras rupawan, Stefan juga memiliki tubuh tegap proporsional, sehingga menjadikannya Bintang Iklan dan juga Model yang cukup terkenal. Sayangnya dua bulan terakhir ia diminta Kakaknya untuk mengurus Kafe milik keluarga mereka.

Ada sifat buruk yang menjadi minus pada diri Stefan. Lelaki itu sangat senang mempermainkan wanita. Playboy kelas kakap. Dia menganggap bahwa wanita tak lebih dari makhluk bodoh yang bisa dijadikan boneka seks kapan saja.

Hanya ada satu gadis yang ia sayangi dengan tulus setelah mendiang Ibunya, yaitu Alice Laura Rodriguez. Adik kesayangan dan perempuan satu-satunya dalam keluarga Rodriguez.

Kecelakaan tunggal menewaskan kedua orang tuanya saat ingin menuju Rumah Sakit menjelang kelahiran Alice. Ayahnya meninggal di tempat, sedangkan sang Ibu menyusul 2 jam setelah Operasi pengambilan bayi.

Mulai sejak itu Stefan dan ketiga saudara lelakinya bersumpah akan menyayangi dan menjaga Alice selama napas masih berhembus, menggantikan posisi orang tua mereka yang sudah tiada.

Kekayaan keluarga Rodriguez yang tak terhitung nilainya membuat Stefan kalap, menurutnya semua bisa dibeli menggunakan uang. Salah satunya wanita.

Untunglah tiga saudara lelakinya yang lain cukup normal dalam menjalani kehidupan. Kakak tertuanya sukses menjalankan banyak bisnis peninggalan sang Ayah di usianya yang terbilang sangat muda yaitu 30 tahun. Sedangkan Adik Stefan yang berusia 25 tahun, ia mengikuti jejak kakak tertua, dan yang 23 tahun sedang fokus menganyam pendidikan di luar negeri.

Kehidupan yang sangat privat, membuat hanya segelintir orang yang mengetahui siapa saja anggota keluarga Rodriguez. Kecuali Stefan, kehidupannya sebagai model dan selebgram tampan membuatnya dikenal hampir semua orang di sepenjuru negeri.

"Abang!" rengek Alice menepis sendok yang terulur di depan mulutnya.

"Sekali lagi! Buka mulut, aaa..." suruh Stefan.

Alice adalah satu-satunya orang yang berhasil mengeluarkan sifat seorang Ayah pada diri Stefan. Satu-satunya orang yang bisa membuat lelaki itu menyuapi makan kepada orang lain.

"Alice harus ke kampus!"

"Sekali lagi, Sayang. Gak bakal buat kamu telat ngampus kok."

"Yaudah. Sekali aja, ya?"

"Iyaaa."

Selesai menyuapi Alice, Stefan mengantar gadis itu ke kampus. Tibanya di tempat tujuan, lelaki itu dibuat terpesona oleh gadis yang memeluk buku melintas di depan mobilnya.

Tubuh ramping, kulit putih mulus, serta rambut bergelombang seakan lembut bagai sutra berhasil mencuri perhatian Stefan.

"Emm... mulai, insting buayanya keluar!" ledek Alice menertawakan Kakaknya.

Stefan tersadar dari lamunan, menoleh Alice sambil menggaruk kepala.

"Namanya Drizel, Drizella Annelies. Mahasiswi baru, satu angkatan sama aku."

"Satu kelas juga?"

Alice mengangguk.

"Tapi serem. Misterius."

"Kenapa?" tanya Stefan.

"Gamau diajak kenalan, kayak angkuh gitu. Jadi anak-anak jengkel sama dia. Sok cantik katanya. Gak banget, baru masuk seminggu udah dibenci satu kampus. Abang gaboleh naksir dia, ya?! Atau nanti aku marah!"

Gadis itu melipat tangan di depan dada, memanyunkan bibir memasang ekspresi marah.

Karena gemas, Stefan mengacak rambut Adiknya itu yang sontak membuat Alice berteriak kesal. Please, deh, Alice tuh nyatok hampir 2 jam, eh malah dirusak gitu aja sama Stefan.

"Udah ah Alice ada kelas!" Gadis itu keluar dari mobil.

***

Seperti biasa, duduk di ruangannya membuat Stefan jenuh. Dia tidak berbakat menjadi pebisnis. Lelaki itu keluar untuk sekedar memantau pengunjung kafe yang selalu ramai setiap detik.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya salah seorang karyawan.

"Gak, saya cuma bosen duduk di ruangan."

Pelayan itu mengangguk paham, lantas pergi menghampiri para pengunjung untuk mencatat menu pesanan.

Malam ini cukup dingin, sesekali terdengar suara petir di luar sana. Apakah akan turun hujan?

Stefan melihat jam di pergelangannya. "Masih jam 9, tahan 2 jam lagi untuk pulang."

Berbalik badan berniat kembali ke ruangan, tak sengaja lelaki itu malah menabrak salah seorang pelayan wanita. Sontak nampan berisi satu piring dan dua gelas minuman jatuh ke lantai. Beling tajam berserakan di mana-mana.

Gadis yang memakai dress pelayan itu segera jongkok, memunguti pecahan kaca dan ditaruh kembali di atas nampan.

Kembali Stefan tertegun, jantungnya berdebar hebat saat mendapati gadis di bawah kakinya tampak tidak asing. Dia gadis yang sama, yang tadi ia lihat di kampus Adiknya.

"Ah!"

Drizel mengibaskan tangan, pecahan beling menggores ibu jarinya.

"Hati-hati!" seru Stefan segera menarik lengan gadis itu agar berdiri.

Dia lepas dasinya berniat ingin melilit ibu jari Drizel agar darah tak keluar semakin banyak. Tapi tiba-tiba gadis itu malah berteriak ketakutan begitu melihat dasi Stefan, Drizel sampai terjatuh mengakibatkan kakinya terluka oleh pecahan gelas.

_I'm Back_

Follow IG:
@lullaby_are_wii

I'M BACKWhere stories live. Discover now