37 : Kembali Ke Masa Lalu (3)

2.2K 353 10
                                    

Sejak kematian Annelies, Brace tinggal bersama Neneknya. Kejadian itu berhasil mengguncang jiwa Brace, selama delapan tahun lamanya Brace menderita trauma sampai harus bolak-balik menemui psikiater.

Dampak trauma itu membuat Brace takut keluar rumah, bahkan untuk menganyam pendidikan harus melalui homeschooling.

Trauma itu baru mulai memudar saat usia Brace menginjak 15 tahun. Tapi Brace masih ragu untuk bertemu orang-orang di luar sana. Meski begitu sang Nenek sangat sabar merawat dan menyayangi Brace.

"Sayang, Oma ada urusan, Oma tinggal sebentar, ya?" pamit wanita dengan performa elegan nan berkarisma meski usianya sudah tak lagi muda.

"Udah malem, Oma mau ke mana?"

"Ada sesuatu yang perlu Oma selesaikan."

"Hati-hati, Oma."

"Iya, Sayang."

Wanita itu mengecup kening cucunya, lalu pergi bersama sang sopir. Malam itu pukul 11 malam, Oma baru ingat jika saat pukul 12 malam nanti cucu tercintanya akan bertambah usia yang ke-16 tahun.

Oma berniat mencari toko kue yang masih buka. Untunglah ada satu toko kue yang hampir tutup namun bisa ditahan oleh Oma, beliau membeli kue ulang tahun untuk merayakan bertambahnya usia Brace beberapa saat nanti.

Jalanan sudah lumayan sepi.

Dugh!

Mobil berhenti mendadak, membuat kue hampir rusak.

"Ada apa, Pak?" tanya Oma.

"Nabrak orang, Nyonya."

"Hah?!"

Lelaki paruh baya itu terlihat takut, keraguan membuatnya bingung mau turun atau tidak.

"Kenapa masih di situ? Cepat turun, lihat gimana kondisinya? Bilang, saya akan tanggung jawab."

"T-tapi, Nya...."

"Apa perlu saya yang turun?"

"Enggak, Nya, saya saja."

Sopir itu turun, tak berselang lama dua lelaki berpenampilan sangar menghampiri, mereka membantu teman mereka yang baru ditabrak.

Oma memicingkan mata dari kursi belakang, memperhatikan pertikaian yang sepertinya semakin besar di luar sana. Sampai-sampai kerah baju si sopir di cengkeram olehnya.

Sontak Oma takut, apalagi saat seorang lelaki menghampirinya. Lelaki itu hendak membuka pintu mobil, yang seketika langsung dikunci dari dalam oleh Oma. Mobil digedor-gedor, segera saja Oma menelepon Polisi.

Prangg...

"Aaaaaa...!!!"

Oma menjerit saat kaca mobilnya dilempar batu besar sampai retak, dengan terbata-bata Oma menjelaskan situasi dan memberi alamatnya pada Polisi.

Di luar sana Sopir sudah dihajar habis-habisan. Sekali lagi lelaki itu melempar batu pada kaca jendela mobil.

"Keluar! Berikan harta anda jika masih mau hidup!" ancamnya.

Suara pukulan mengagetkan lelaki di samping jendela Oma. Wanita itu sangat kaget begitu mengetahui seorang gadis ditemani tongkat besi menghajar dua lelaki yang tadi memukuli sopirnya.

Gadis itu sangat pandai berkelahi, dia mampu menghindari pukulan dan layangan benda tajam ke arahnya. Sepertinya dua lelaki itu sudah babak belur, di waktu bersamaan suara mobil Polisi mendekat.

Mau tidak mau tiga orang penjahat tadi lari terbirit-birit dengan tangan kosong. Oma keluar dari mobil.

Untunglah dengan sigap Polisi mampu mengejar dan meringkus tiga orang penjahat tadi.

I'M BACKWhere stories live. Discover now