27 : Suara

3.1K 489 23
                                    

Menuangkan air ke dalam gelas, Drizel meneguk air itu seraya memijat pangkal hidung. Harus dengan apa lagi agar dia bisa membuat Gabriel percaya?

Prak

Keluar dari dapur, suara aneh terdengar. Tidak salah, suara itu berasal dari bekas kamar Louis.

Berjalan mendekat, begitu sampai depan pintu, perlahan Drizel menempelkan telingan pada daun pintu. Drizel berusaha memastikan ada apa di dalam.

"Eunghh...."

Menjauhkan kepala, gadis itu terperanjat. Matanya mendelik menatap pintu. Drizel yakin jika tadi adalah suara seseorang yang mengerang. Seperti mulutnya sedang disumpal oleh sesuatu.

Keringat dingin membanjiri kening Drizel, hatinya dibuat bimbang. Saat berniat membuka pintu, ternyata sudah terkunci.

Drizel menghela napas, dia amati seksama pintu kamar Louis yang katanya sudah tak berpenghuni. Kejanggalan semakin nyata.

Berbalik badan, Drizel semakin tersentak begitu mendapati tubuh besar tegap mengadang dirinya. Entah sejak kapan lelaki itu berada di belakang Drizel.

Senyum Sammuel mengembang.

"Ada apa? Mendengar sesuatu?" tanya Sammuel tenang.

Ekspresinya mampu membuat Drizel merinding. Benar-benar tak tertebak apa emosi yang sedang dirasakan lelaki itu.

Drizel menggeleng, enggan mendongak untuk menatap wajah Sammuel.

"Apa kamu mengira jika seseorang sedang disekap di dalam kamar ini?"

Sesaat Drizel tertegun dalam kondisi masih menunduk. Kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu? Perkataan Sammuel semakin membuat Drizel yakin jika dia sedang berurusan dengan penjahat ulung.

Rupanya Sammuel semakin berani terbuka tentang siapa dirinya.

Tertawa garing, Sammuel mengusap kepala Drizel.

"Saya hanya bercanda. Lihat, wajahmu beneran pucat."

Menggeser kepalanya yang disentuh Sammuel, Drizel menjauhkan diri dari Sammuel.

"Permisi, saya mau kembali ke kamar," pamitnya meninggalkan Sammuel begitu saja.

Menatap tajam punggung Drizel yang menuju anak tangga, Sammuel masih melebarkan senyuman seraya tangannya mengepal kuat seakan tidak sabar ingin menghancurkan tubuh gadis licik yang telah menghabisi nyawa adiknya itu.

"Kamu sudah berurusan dengan orang yang salah. Jangan harap bisa melarikan diri," lirih Sammuel.

Di dalam kamar, Drizel mengacak rambut frustasi. Drizel masih penasaran dengan kamar Louis. Dia semakin bingung menentukan langkah selanjutnya.

Sebenarnya apa yang ada di dalam kamar Louis? Kenapa lelaki itu tiba-tiba menghilang? Jika memang bagian dari rencana, maka rencana apa yang akan dibangun dengan menghilangkan Louis?

Skenario mereka yang berusaha dibaca oleh Drizel terlihat agak janggal. Atau jangan-jangan Louis bukanlah penjahatnya? Tapi siapa?

"Gak mungkin Gabriel," gumam Drizel menepuk pipi berusaha menyingkirkan kecurigaan yang tak berdasar.

Dari awal hanya Louis yang berusaha menunjukkan jika dia menginginkan Drizel mati.

Hari berganti malam, berdiri menghadap jendela, tak sengaja atensi Drizel mengarah pada seorang lelaki berpakaian khas, kaos putih longgar dan sarung melingkar di pundak.

"Dia ngapain, sih, kayak orang bego?" lirih Drizel.

Setiap mendapati Pak Irwan, pasti lelaki itu sedang berdiri mematung dengan wajah datar dan pandangan kosong.

"Lagi komunikasi sama makhluk astral kali, ya? Dia indigo?"

Drizel cukup terkejut begitu Pak Irwan menoleh ke atas membalas tatapannya, agak kikuk Drizel senyum-senyum tidak jelas sembari menggaruk kepala yang tidak gatal.

Segera gadis itu menutup tirai dan merebahkan tubuh di atas ranjang. Drizel mengamati atap-atap plafon sembari terus berfikir, bagaimana caranya agar dia dan Gabriel bisa pergi dari Vila ini dengan selamat.

Sebenarnya Drizel tidak takut, juga tidak mempermasalahkan tentang nyawanya. Tapi Gabriel, Drizel benar-benar merasa telah berhutang nyawa kepada lelaki itu. Jika Gabriel sampai kenapa-napa, maka Drizel akan merasa bersalah seumur hidup.

Drizel telah menganggap Gabriel sebagai sahabat yang mendekati keluarga.

"MEOOOWWW...!!!"

Suara nyaring kucing terdengar, sontak Drizel menoleh pintu. Gadis itu turun dari ranjang, membuka laci dan meraih pisau tajam dari dalamnya.

Berjalan hati-hati, perlahan Drizel menghampiri pintu dengan menyembunyikan pisau di balik tubuh.

"Aaaarrgghh...!!!" jerit gadis itu begitu kaki putihnya terkena noda darah yang mengalir dari bawah pintu.

Drizel tersentak mundur, makin lama darah yang bersumber dari celah bawah pintu mengalir banyak.

Mengumpulkan keberanian, akhirnya Drizel memberanikan diri membuka pintu lalu kembali teriak saat melihat seekor kucing yang disembelih di bagian leher tergeletak di depan kamarnya.

"Bangsat!"

Sebagai pecinta hewan, amarah Drizel benar-benar naik. Kucing itu baru dibunuh dengan keji, terlihat dari tubuhnya yang masih kejang-kejang.

Keluar dari ambang pintu melangkahi kucing sekarat di bawah kakinya, Drizel melihat kiri-kanan. Menelisik di anak tangga yang remang, tak ia dapati siapapun.

Ceklek

Tidak berselang lama Gabriel keluar dari kamar, lelaki yang mengenakan baju lengan panjang itu mengusap mata sembari menguap.

"Ada apa, An- Arghhh!"

Gabriel teriak saat melihat mayat kucing tergeletak di depan pintu Drizel, segera lelaki itu lari kecil menghampiri Drizel yang sudah pucat.

"LUCCA! PAK SAM!" teriak Gabriel.

Lampu langsung hidup, pencahayaan kembali terang. Dua orang dari lantai bawah naik menghampiri keributan dengan ekspresi tenang.

"Siapa yang sudah membunuh kucing di dalam Vila?" tanya Sammuel menatap Drizel dan Gabriel bergantian.

Drizel diam saja, dia tatap tajam wajah Sammuel.

Lucca jongkok di dekat mayat kucing. Lelaki itu bedecak.

"Kucing yang malang."

"Apa di tangan kamu?" sahut Sammuel meraih lengan Drizel.

Seketika Drizel melepaskan pisaunya dari tangan, membiarkan pisau itu jatuh di lantai hampir mengenai kaki Sammuel.

"Kamu membunuh kucing itu?"

Drizel melirik Gabriel yang tampak tercengang, dia amati kucing dan Drizel bergantian, kemudian melangkah mundur seolah merasa ngeri.

"Bukan, bukan saya!" elak Drizel tak ingin Gabriel salah paham.

"Saya tidak bisa membiarkan pembunuh tinggal di sini. Silahkan kemasi barang-barang kamu!"

Drizel mengerutkan kening. Dia jadi tidak mengerti. Sebenarnya rencana apa yang sedang disusun oleh keluarga Rodriguez ini?

_I'm Back_

Follow IG:
@lullaby_are_wii

I'M BACKWhere stories live. Discover now