07 : Bermalam

6.4K 932 19
                                    

Taburan miliaran bintang di langit yang tadinya bersinar cerah kini menghilang ditutup oleh awan hitam. Cahaya kilat sesekali menghiasi langit, angin berhembus semakin kencang.

Hujan akan turun.

Tapi sedikit pun Stefan tak mau berdiri dari duduknya, dia tetap berharap bahwa Drizel akan menemuinya di halte.

Gerimis turun, makin lama cairan yang jatuh semakin deras. Stefan memeluk dirinya sendiri, sudah 1 jam dia berada di halte dengan harapan yang tak ada tanda-tanda kepastian.

***

Saat sedang menyusuri lorong kampus sendirian, Drizel sedikit terkejut begitu Alice tiba-tiba melangkah cepat mengimbangi langkah berjalan di sampingnya.

Alice tertawa penuh ejek, sontak Drizel keheranan. Tapi gadis itu tetap berusaha cuek.

"Kasian banget, ya, dibuang gitu aja? Kayak sampah," kekeh Alice.

Drizel tidak memberi respon.

"Pacar Bang Stef gak cuma lo doang, dan mereka semua berasal dari keluarga terpandang. Gila aja dia mau serius sama Pelayan part time-nya sendiri. Kocak."

Drizel berhenti, kontan Alice ikut berhenti, dia senyum smirk berdiri berhadapan dengan Drizel, kedua tangannya dia lipat ke depan dada.

"Gimana? Udah sadar diri?" tanya Alice meremehkan.

"Semalem Stefan pulang gak?" tanya balik Drizel.

Ekspresi penuh remeh memudar dari wajah Alice, dia lepas tangan terlipat di depan dadanya. Drizel senyum, dia mendekatkan bibir ke telinga Alice.

"Enggak, 'kan? Karena semalem dia bermalam sama gue."

Tanpa ragu gadis itu menunjukkan foto Stefan yang dia ambil pagi tadi, ketika lelaki itu masih tertidur lelap berbalut selimut putih memeluk dirinya.

"Jadi sekarang yang dibuang siapa?"

"Oh iya, nanti malam kita mau jalan juga loh." Drizel senyum puas, menabrak bahu Alice, dia berjalan pergi dengan elegan.

Sebisa mungkin Alice menahan emosi, tangannya mengepal dengan tatapan mengikuti kepergian Drizel.

***

Tok... Tok...

Alice mengetuk kamar Stefan, lelaki itu keluar, pakaiannya sudah rapi.

"Alice mau makan malem di luar sama Abang."

"Tumben? Ada apa, nih?"

"Pengen aja."

"Oke, besok kita makan malam, ya?" jawab Stefan mengusap lengan Adiknya.

"Mau sekarang. Titik."

"Malam ini Abang ada urusan lain, Sayang."

"Jalan sama pacar baru Abang itu? Abang udah bohongin Alice. Kalian belum putus, 'kan? Jadi lebih penting Drizel daripada Alice?"

Stefan menautkan alis menatap Adiknya intens. "Kok sekarang kamu jadi haus perhatian gini, sih? Abang udah bilang, jangan pernah ikut campur sama urusan asmara Abang. Kamu udah berlebihan sama Drizel."

"Karena di sini cuma ada Bang Stef doang! Andai Abang-Abang Alice yang lain ada di sini, mungkin Alice akan haus perhatian sama mereka! Iya tau Alice egois. Terus kenapa? Alice gatau masalah Alice sama Drizel dimulai dari mana, tapi yang jelas dia udah ambil semuanya dari Alice!"

Stefan mengulum bibir, ucapan Alice berhasil membuatnya bungkam. Karena saudara lelakinya yang lain sedang berada di luar negeri, Stefan merasa bahwa dia yang bertanggung jawab penuh atas Alice. Di sini posisi Stefan adalah sebagai Ayah Alice.

I'M BACKWhere stories live. Discover now