24 : Ketahuan!

3.4K 539 19
                                    

Menuangkan air ke dalam cangkir besar, Drizel tidak mau bolak-balik, biasanya sebelum air habis Drizel selalu lebih dulu mengisi air kembali, namun tadi dia lupa.

Sekelebat bayangan melintasi pintu dapur, sontak membuat Drizel kaget dan berbalik badan. Tengkuk meremang, dengan penuh keraguan Drizel keluar dari dapur.

Dia tersenyum getir begitu melihat punggung tegap menaiki anak tangga. Mungkin kalian sudah bisa menebak siapa dia. Ya, dia adalah Louis.

Drizel menyipitkan mata, fokus memperhatikan apa yang ada di tangan Louis. Lari kecil dengan langkah mengendap, gadis itu mengikuti Louis dari belakang.

Sialan! Apa yang ingin dilakukan Louis dengan pisau lipat itu tengah malam begini?

Berhenti berjalan, Drizel melihat Louis melintasi kamarnya. Lelaki itu berhenti di depan kamar Gabriel yang seketika menyulut rasa panik dalam diri Drizel.

Perlahan tangan Louis menyentuh kenop pintu.

"Hei!" sentak Drizel mendorong bahu Louis.

Tanpa ragu gadis itu menyiram air di dalam cangkir tepat di wajah Louis.

"Lo mau apa?!"

Terlihat marah Drizel meraih kerah baju Louis.

"Lo mau apa gue tanya, ha?!"

Ceklek

"Ada apa?" tanya Gabriel kaget, dia baru membuka pintu karena mendengar keributan.

Segera Gabriel menengahi, lelaki itu menjadi sekat antara Drizel dan Louis yang sudah basah kuyup dengan napas memburu. Louis diam saja saat tadi Drizel menarik-narik bajunya.

"Kalian kenapa?" tanya Gabriel menatap Louis dan Drizel bergantian.

"Lo kenapa, sih, Anne? Gue tau lo gak suka sama gue, tapi apa harus sampe segininya?" tanya Louis.

Drizel melihat tangan Louis, ternyata pisau sudah hilang. Di mana pisau itu? Menatap dari atas sampai bawah tak ia temukan sesuatu menonjol. Di mana Louis menyembunyikan pisaunya tadi? Drizel sangat yakin jika tadi Louis membawa pisau.

"Anne, kamu ngapain Louis?" tanya Gabriel.

"Tadi aku liat dia bawa pisau."

"Ngapain juga gue bawa pisau? Lo pikir gue mau bunuh Gabriel? Gue cuma mau pinjem charger!"

Terlihat Louis sangat kesal.

Drizel menoleh Gabriel, lelaki itu memandangnya lekat seolah menilai bahwa dirinya adalah orang aneh.

Tanpa sepatah kata, Drizel pergi begitu saja masuk ke dalam kamar.

"Udah nuduh gada kata maaf, kocak lo!" seru Louis.

"Hushh... udah. Lo mau pinjem charger kan? Bentar dulu gue ambilin."

Gabriel meminjamkan chargernya pada Louis. Begitu terdengar pintu tertutup dan langkah kaki melintasi depan pintu, Drizel langsung keluar.

Sambil menuruni anak tangga, Louis meraih pisau lipat yang tadi ia sembunyikan di dalam celana.

Gadis itu mengejar Louis, menarik tangan Louis sampai berbalik badan dan menampar wajahnya dengan kencang. Lelaki itu meringis nyeri.

"Gue tau itu lo!" ucap Drizel melotot.

Meraih tangan Louis, dia berikan kertas yang ditulis Louis saat berada di Pulau Puillo tempo hari. Ya, Drizel membawa kertas itu sampai saat ini.

Ternyata Louis menuliskan; Lo dalam bahaya!

Seolah dia telah merencanakan semua ini. Louis tahu saat dia sengaja menjatuhkan kertas, pasti Drizel akan mengambilnya.

I'M BACKNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ