29 : Kebenaran

2.7K 419 12
                                    

Hari ke-7 semakin dekat, perasaan Drizel semakin tidak tenang. Sesuatu besar akan segera menghancurkannya. Perasaan itu benar-benar kuat dan luar biasa.

Meninju dinding kamar mandi untuk melampiaskan kekesalan, Drizel keluar dan melihat jam beker sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Mungkin dengan pergi ke kamar Sammuel, kamu bisa percaya kalo nyawa kita lagi dalam bahaya."

Tok... Tok...

Drizel mengetuk pintu kamar Gabriel dengan hati-hati. Sekian lama mengetuk, dia tidak mendapati respon si penghuni kamar sama sekali.

"Briel?" panggil Drizel.

Tidak menyerah, gadis itu terus berusaha mengetuk pintu kamar Gabriel.

Ada yang aneh, tidak seperti biasanya Gabriel begini. Biasanya dia adalah tipe orang paling cepat bangun dan keluar kamar jika ada keributan sekecil apapun. Pintunya juga dikunci.

Suara derit pintu memasuki indra pendengaran Drizel, sumber suara itu berasal dari bawah.

Mengendap-endap, Drizel mengintip dari pembatas tepian anak tangga.

Bibir Drizel terbuka lebar, seketika dia tutup menggunakan tangan. Gadis itu tercekat saat melihat dua orang lelaki menyeret keluar seorang lelaki lain dari dalam kamarnya.

Kaki Drizel lemas, matanya merah dengan air mata menggenang, Drizel berusaha tak bersuara sedikit pun. Rupanya dia telah salah sangka, dengan mata kepalanya sendiri Drizel melihat Lucca bersama Gabriel membawa Louis dalam kondisi tak sadarkan diri.

"Louis mati?"

Setelah terdengar suara mobil menjauh, Drizel turun. Sialnya kamar Louis sudah dikunci kembali oleh Lucca, mencari cara lain, Drizel mengambil pisau lipat di kamarnya, membobol pintu kamar Louis dan berhasil.

Barang-barang lelaki itu masih lengkap, ternyata dia tidak pergi dari sini. Melainkan disekap oleh keluarga Rodriguez.

Lalu setelah ini, apakah dirinya yang akan menjadi selanjutnya?

Drizel mengobrak-abrik isi kamar Louis, membuka lemari dan menemukan sebuah kamera. Masih lemas, Drizel duduk di lantai, menyenderkan punggung pada lemari lalu mulai memutar video yang ada di dalam kamera tersebut dari yang terdahulu.

Di dalam kamera terdapat 10 video.

Menghabiskan waktu lebih dari satu jam, diiringi air mata Drizel berhasil menyelesaikan semua video yang ada di kamera Louis.

Lari ke arah meja, dia seret ke dekat lemari lalu naik untuk meraih sesuatu di atas lemari sana. Drizel menemukan kotak berisi ponsel milik Gabriel. Berkat video dari kamera Louis dia tahu password untuk membuka ponsel Gabriel.

Membuka isi pesan sampai galeri, Drizel tercengang. Selain menemukan foto Gabriel bersama Alice dan anggota keluarga Rodriguez lainnya, Drizel menemukan isi pesan keluarga yang membahas tentang rencana-rencana balas dendam.

Ternyata hari ke-7 adalah hari di mana mereka akan melancarkan aksi balas dendam. Di mana tepat pada hari itu, Alice berulang tahun. Mereka akan menghadiahkan nyawa Drizel untuk mendiang adik mereka.

"Besok?"

Sontak Drizel tersentak, waktunya tidak banyak. Karena dirinya, Louis ikut menjadi  korban. Tidak perduli jika nantinya dia akan hidup atau mati, Drizel harus mencari Louis.

Drizel yakin bahwa Louis masih berada di sekitar sini. Semoga saja lelaki itu masih hidup.

Baru membuka pintu dan keluar dari kamar beberapa langkah, benda tumpul mendarat kencang di antara punggung dan leher Drizel, kontan gadis itu tersuruk, pandangannya jadi kabur, tapi samar-samar Drizel dapat melihat seorang lelaki berjas putih jongkok di hadapannya sembari tertawa.

Mengerjap seraya meringis menahan sakit sekaligus pusing, tiba-tiba semua menjadi gelap. Drizel tidak sadarkan diri.

"Jemput nerakamu, gadis manis," lirih Sammuel.

Dengan ringan lelaki itu menggendong tubuh Drizel di pundak seperti karung beras.

Di saat kebenaran terungkap, apakah semua sudah terlambat?

Mengendarai mobil, Sammuel membawa Drizel menuju tepi pantai. Sebelumnya dia sudah menyiapkan kapal untuk ia gunakan pergi menuju pulau Puillo. Pulau pribadi milik keluarga Rodriguez yang diwariskan kepada Alice.

Sejak usia tujuh tahun Alice selalu memimpikan ingin memiliki Kastel di pulau itu, Sammuel mewujudkannya dengan membangun Kastel secara diam-diam dua tahun lalu dan baru selesai empat bulan lalu.

Niat hati ingin memberi kejutan kepada sang adik di hari ulang tahunnya yang bertepatan pada esok hari, tapi takdir malah berkata lain. Alice dibunuh oleh pacar dari adik lelakinya sendiri.

"Nyawa dibalas nyawa," gumam Sammuel.

Membawa kapal menuju pulau, Sammuel menelepon Lucca yang sedang mengamankan Louis.

"Bagaimana? Kamu sudah sampai di rumah Telaga Darah?"

"Udah, Bang."

"Semua berjalan lancar?"

"Kita udah iket dia di ruangan yang Abang suruh, dia akan mati perlahan karena kekurangan oksigen."

"Bagus! Sekarang cepat kalian segera ke Pulau Puillo. Saya sudah siapkan satu kapal lagi di tepi pantai untuk kalian."

Sammuel mematikan panggilan, lalu fokus mengendalikan kapal.

Dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar, Drizel bisa mendengar perbincangan Sammuel dengan Lucca. Setelahnya Drizel benar-benar tidak sadarkan diri.

_I'm Back_

Follow IG:
@lullaby_are_wii

I'M BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang