36 : Kembali Ke Masa Lalu (2)

2.4K 348 7
                                    

Dua bulan setelah pertemuan tak terduga itu, rumah makan yang dibangun Annelies di pinggir kota sudah resmi dibuka. Nenek Louis yang menjalankan bisnis rumah makan itu.

Persahabatan Brace dan Louis pun semakin intens, mereka sering bertemu dan bermain bersama.

"Louis," panggil Annelies saat Louis berkunjung di rumahnya.

"Iya, Tante?"

"Kamu gak sekolah?"

"Kemarin aku sekolah di TK Permata, tapi kata Nenek aku jangan masuk SD dulu. Tunggu Nenek punya biaya."

"Nanti Tante bilang sama Nenek, ya, biar biaya sekolah kamu Tante yang bayarin. Karena kamu sahabat Brace, kamu udah Tante anggap seperti anak sendiri."

Mulai hari itu Louis dapat kembali bersekolah. Tapi, Brace selalu rewel karena ingin ikut bersekolah. Sedangkan saat itu dia belum cukup umur untuk menjadi siswa SD.

"Brace, gaboleh nakal dong, Sayang!" tutur Annelies.

"MAU SEKOLAAAHHH...!!!" histeris Brace sambil menangis.

Louis menggandeng tangan Brace, meminta Annelies menunggu sebentar. Anak lelaki itu mengajak Brace keluar di teras, lantas mengusap wajah basah Brace lantaran air mata.

"Adek pengen sama Louis!" kesal Brace.

"Tapi kan umur Adek belum cukup."

Brace kecil memang suka membahasakan dirinya dengan panggilan Adek kepada orang yang lebih tua.

"Y-ya Louis jangan naik kelas sampe Adek masuk SD," ucap bibir mungil itu dengan enteng.

"Yaudah, Louis bakal tunggu Adek."

***

4 Tahun kemudian...

Usia Brace sudah 8 tahun, sedangkan Louis 10 tahun. Kini mereka duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar.

Perubahan dalam 4 tahun begitu besar. Terlebih untuk Nenek Louis. Rumah makan yang mereka jalankan sukses besar-besaran dan kini sudah direnovasi besar-besaran pula menjadi rumah makan langganan orang-orang kaya.

Nenek Louis juga sudah bisa membeli rumah dengan uang itu. Sekarang bukan dia sendiri yang memasak dan meladeni pelanggan, namun puluhan orang-orang yang ia kerjakan. Tak hanya rumah makan, Nenek Louis juga memperbesar usaha kerupuk jengkolnya.

Sudah berhasil membuat nenek Louis sukses, Annelies memberikan rumah makan itu kepada Nenek Louis dan hanya mengambil uang sebesar modal yang ia keluarkan. Sedangkan uang 50 juta dulu tidak dia permasalahkan, kini hubungan keduanya melebihi antara Ibu dan Anak.

Pembagian rapor untuk semester satu, wali murid diwajibkan datang untuk mengambil rapor. Karena terlalu sibuk, Annelies menyuruh Mbak Lilis untuk mengambil rapor Brace, hari itu adalah hari terakhir Mbak Lilis menjadi babysitter Brace, karena dia akan menikah dan Brace sudah semakin besar, sehingga tidak butuh babysitter lagi. Sedangkan Louis bersama Neneknya.

"Dengan hormat, saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang sudah berkenan hadir hari ini. Tanpa berbasa-basi saya akan bagikan rapor hasil kerja keras putra dan putri Bapak Ibu sekalian."

Guru perempuan itu membagikan rapor kepada 27 murid, dan tersisa 3 murid lagi sebagai peraih peringkat kelas. Brace dan Louis saling bertatapan girang, pasalnya nama mereka belum disebut sejak tadi.

"Saya umukan dari juara tiga, selamat untuk Louis Alessandro peraih peringkat tiga dari 30 siswa!"

Louis dan Neneknya maju ke depan, meraih rapor serta hadiah yang telah dipersembahkan. Guru perempuan tadi tersenyum ramah.

I'M BACKWhere stories live. Discover now