23. Jadi Jangan Mikir yang Aneh-aneh

247 42 5
                                    

Hari Minggu, Kinara meminta Candra untuk menemaninya membeli sepatu yang sudah ia incar beberapa minggu yang lalu. Kinara berharap sepatu yang ia incar masih ada dan belum raib dibeli orang.

Menaiki motor, Kinara dan Candra pergi menuju salah satu mall yang berada di pusat kota. Tidak seperti biasanya, Candra kali ini mau diajak Kinara tanpa harus menggerutu terlebih dahulu. Hari ini Candra dengan senang hati mengantar adiknya tanpa harus menggerutu atau merasa malas.

"Lo nggak kayak biasanya," ucap Kinara setelah ia melepaskan helm.

Mereka sudah sampai di parkiran mall.

"Nggak kayak biasanya gimana?" tanya Candra seraya merapikan helm-nya dan helm Kinara di atas motor.

"Tumben lo nggak ngomel-ngomel dulu kalau gue minta anter."

"Ya elah kirain apaan. Sekali-sekali main sama adek nggak apa-apa kan?"

"Emang nggak malu?"

"Malu kenapa?"

"Bawa adek jelek kayak gue."

"Apaan sih lo gak jelas! Mana ada gue malu sama adek sendiri. Kalau perlu gue rangkul sekalian," jawab Candra sambil merangkul bahu Kinara.

Kinara tertawa. Ia memang tahu kalau Candra itu nggak bakalan malu jalan dengannya. Kinara cuman mengetes saja.

Setelah itu mereka berdua segera memasuki mall. Kinara langsung membawa Candra ke toko yang ia kunjungi beberapa minggu yang lalu bersama Kaylira, saat Kinara mengantar Kaylira untuk membeli sepatu.

Kinara sudah tertarik dengan sepatu itu. Akan tetapi uang tabungannya masih belum cukup dan bahkan saat ini Kinara masih minta tambahan kepada mamanya. Kebetulan juga Kinara ingin memakai sepatu baru saat di festival sekolah.

Setelah memasuki toko sepatu Kinara segera menuju rak sepatu yang ia tuju. Sementara itu Candra memilih melihat-lihat sepatu di rak lain walaupun sebenarnya ia tidak akan membeli sepatu.

"Kok nggak ada? Masa udah abis sih," ucap Kinara ketika melihat rak itu sudah diganti dengan model sepatu yang lain.

"Kayaknya gue telat deh ke sini nya. Pasti udah diambil orang juga."

Mata Kinara melihat ke sekeliling, mencari sepatu yang ia inginkan. Sampai akhirnya mata Kinara menangkap sepatu itu yang terletak di rak lain dan disimpan dibagian bawah.

"Akhirnya gue nemu juga!" seru Kinara langsung berjalan mendekati rak tersebut.

Ketika Kinara akan mengambil sepatu itu, seseorang sudah lebih dulu meraihnya dibandingkan dirinya. Kinara merenggut kesal, ia mendongakkan kepalanya.

"Aji?!"

"Lo ngapain di sini?"

"Mau beli sepatu lah. Itu sepatu gue yang duluan lihat, Ji," ucap Kinara.

"Ini?" tanya Aji sambil memastikan sepatu yang ada di tangannya adalah sepatu yang Kinara maksud.

"Iya. Gue udah lihat sepatu itu dari minggu-minggu kemarin."

"Gue juga sama. Makanya gue beli sekarang."

"Plis, Ji kasih ke gue yah. Gue udah nabung cuman buat beli sepatu itu doang."

Aji menggeleng. "Nggak ah. Gue yang nanya duluan ke karyawannya stock sepatu ini. Ya berarti ini buat gue."

Kinara berdesis. "Yaelah Ji, ngalah deh yah sama gue. Gue lagi butuh itu sepatu."

Aji menaikkan satu alisnya. Tanpa peduli ia berjalan menuju kasir untuk membayar sepatu itu yang kebetulan stock-nya tinggal satu lagi. Kinara berdecak sebal, ia mendumel tidak jelas dan kemudian kembali mencari sepatu lain yang akan ia beli.

Kinara: Love YourselfWhere stories live. Discover now