44. Tempat yang Tepat

193 40 31
                                    

Jangan lupa vote dan komentar ya <3

(DILARANG PLAGIAT)

*****

"Kin, lo lagi ngapain? Keluar buruan," panggil Candra dari luar kamar.

Kinara yang sedang memainkan ponsel sambil rebahan di atas kasur berdecak dan segera membuka pintu kamar yang dikunci itu.

"Kata mama lo belum makan dari pulang sekolah, gak keluar dari kamar juga. Kenapa sih?"

"Nggak kenapa-kenapa."

Candra berdecak. "Yaelah klise banget jawabannya. Ke bawah sana mama suruh lo makan."

"Mama ada di bawah, Bang?"

"Udah masuk kamar, udah mau tidur."

"Lo baru balik dari kampus?"

"Iya, ada kepanitian dulu tadi."

"Oh," jawab Kinara singkat lalu ketika khendak menutup pintu kamar Candra segera menahannya.

"Kenapa sih, Bang?"

"Lo mau ngapain?"

"Mau nutup pintu lah. Lo kira mau marathon."

"Makan dulu sana, kan gue bilang tadi apa, makan dulu."

"Malas ih. Udah ah sana lo." Kinara mencoba menyingkirkan tangan candra dari engsel pintu. 

"Lo tadi ngebentak mama bukan? Mama bilang tadi lo ngebentak mama."

Detik itu juga Kinara terdiam. Matanya langsung menatap lurus Candra, lalu mengangguk.

"Iya. Tapi gue nggak maksud ngebentak mama. Gue lagi capek aja jadi lepas kontrol."

Candra melepaskan tangannya dari engsel pintu dan malah merangkul bahu adiknya itu. Candra menyeret Kinara keluar dari kamar hingga turun ke lantai satu. Kinara sendiri beteriak dan meronta-ronta mencoba lepas dari kurungan Candra.

"Abang lo ngapain sih! Lepasin nggak! Gue capek pengen tidur!"

Namun Candra tidak menggubris seolah-olah tidak mendengar.

"Woi budek!" teriak Kinara. Lalu ketika sudah sampai di ruang makan Candra menarik satu kursi makan dan mendudukkan Kinara secara paksa. 

"Makan. Lo itu harus makan, jangan buat mama semakin khawatir," ucap Candra seraya membuka tudung saji. Dia langsung menyiukkan nasi dan lauk pauk ke atas piring lalu disodorkan kepada Kinara. "Makan sana. Lo itu lagi banyak kegiatan. Gue tahu kelas 12 itu lagi capek-capeknya dan lo harus selalu fit. Kalau lo sakit yang ribet juga diri sendiri, Kin."

Kinara mencebikkan bibirnya. Dengan terpaksa dia mulai menyuapkan makanan itu. Sebenarnya Kinara sendiri nggak lapar. Namun kata-kata candra ada benarnya juga.

"Lo kenapa? Nggak biasanya lo ngebentak mama. Secapek-capeknya lo, gue tahu lo bisa ngontrol emosi. Lo kenapa, Kin? Ada yang lagi lo pikirin?"

Kinara masih tidak menjawab. Dia mengaduk-aduk nasi dengan lauk pauk itu tanpa minat. 

"Gue kan punya kepala, Bang, makanya gue punya pikiran." Lagi pula kalau seandainya Kinara curhat masalah ini apakah Candra bakalan paham? Apakah Candra dapat memahaminya.

Candra tertawa kesal dengan jawaban Kinara. "Kocak lo. Kenapa sih? Nilai lo jelek? Dimusuhin? Putus sama pacar?"

Kinara menghela napas panjang. "Bukan. Ah iya ada benarnya juga sih sama yang lo omongin. Gue musuhan sama Kaylira."

Kinara: Love YourselfWhere stories live. Discover now