06. Dirga yang Baik dan Banana yang Menyebalkan

398 71 13
                                    

(DILARANG PLAGIAT)

******

Kamu mungkin tidak akan menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam memerhatikanmu karena kamu terlalu sibuk dengan hal lain.

*****

Motor Dirga memasuki parkiran sebuah kios. Kinara segera turun dari motor Dirga dan mendongakkan kepalanya. Di atas dinding sana ada palang dengan tulisan 'Pagugu Service' serta gambar alat elektronik.

"Yuk," ajak Dirga membuat Kinara tersentak.

"Oh iya," ucap Kinara pelan kemudian mengikuti Dirga.

Tiba-tiba saja Dirga berhenti melangkahkan kakinya sehingga Kinara sontak memundurkan langkahnya pelan.

"Laptopnya dibawa, kan?" tanya Dirga.

Kinara mengangguk gugup. "Dibawa kok."

Dirga tidak menyahut lagi, ia kembali berjalan dan tepat di depan etalase ia berhenti berjalan.

"Assalamualaikum, Yah," ucap Dirga ketika di hadapannya ada pria baruh baya tengah menuliskan sesuatu di buku.

"Waalaikumsalam," pria itu mendongak dan terkejut mendapati Dirga di hadapannya, "loh, kok pulang ke sini?" tanyanya.

Dirga menyalami tangan ayahnya. "Ada temen yang mau benerin laptop, Yah."

"Halo, Om," Kinara tersenyum manis dan ikut menyalami tangan pria itu, "saya Kinara, temannya Dirga. Saya yang mau benerin laptop, Om."

Ayah Dirga melepaskan kacamatanya yang sedari tadi bertengger. "Oh iya, boleh-boleh. Kenapa sama laptopnya? Rusak gimana?"

Kinara mengeluarkan laptopnya dari tas. Kemudian menaruhnya di atas etalase bening. "Laptopnya jatuh dari meja Om. Terus nggak nyala. Padahal sudah saya cas. Tapi masih tetap nggak nyala."

Ayah mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ini pasti ada hardware-nya yang kena. Nanti Om cek dulu yah."

"Baik, Om. Oh ya, Om, berapa lama yah laptop ini dibenerin?"

Ayah Dirga sedikit mengira-ngira. "Palingan satu mingguan. Nanti kamu ke sini lagi aja."

Kinara tersenyum tipis. "Kalau biayanya berapa, Om?"

Ayah Dirga tertawa hambar. "Halah~urusan itu nanti aja. Gampang itu mah, nanti aja bayarnya kalau udah beres dibenerin."

Kinara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Ia terkekeh pelan, merasa tidak enak.

"Udah kan, Yah? Ada yang perlu dibahas lagi?" tanya Dirga.

“Udah, nanti kalau udah beresin dikabarin. Ini mau Ayah cek dulu.”

Dirga menghela napas pelan dan menyalami lagi tangan Ayahnya. "Kalau gitu, Dirga pulang dulu yah.”

“Jangan lupa abis ini jemput Ibu kamu di sekolahnya," ujar Ayah Dirga.
Dirga mengangguk, dan kini Kinara yang mencium tangan Ayah Dirga.

"Saya pulang dulu, Om."

"Iya-iya. Hati-hati di jalan, Neng, nanti paling satu mingguan laptopnya selesai."

Kinara: Love YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang