45. Kejujuran

200 43 35
                                    

(DILARANG PLAGIAT)

*****

Ternyata apa yang Kinara harapkan tidak terjadi. Dia hanya ingin berbaikan dengan Kaylira dan kembali seperti dulu lagi. Akan tetapi sepertinya Kaylira sudah terlanjur membenci Kinara sehingga setiap kali Kinara ajak berbicara perempuan tiu selalu menolak. Sampai akhirnya Kinara pun hanya bisa pasrah.

"Ini seriusan lo sama Kaylira lagi musuhan?" Tanya Ghina.

Bel istirahat baru saja berbunyi dan beberapa teman kelas Kinara sudah berhamburan keluar kelas termasuk Kaylira. Kinara dan Kaylira sendiri masih duduk terpisah. Kaylira juga lebih banyak bergabung dengan Jihan dan teman-temannya.

"Iya," jawab Kinara singkat.

"Gara-gara apa sih? Temen sekelas udah pada nyadar lho kalian lagi slek."

"Nggak gara apa-apa, sih. Yah biasalah." Kinara tersenyum tipis.

Tentang Kinara dan Kaylira yang tidak terlihat selalu bersama-sama lagi itu memang sudah menjadi perbincangan hangat di kelasnya. Mereka saling penasaran apa yang terjadi di antara Kinara dan Kaylira. Akan tetapi Kinara dan Kaylira cukup bisa tutup mulut untuk tidak membeberkan masalahnya. Termasuk Aji yang tutup mulut.

"Gue mau ke kantin. Lo mau ikut?"

"Nggak deh, Ghin, gue nggak laper."

"Awas lo sakit nanti. Ya udah gue ke kantin dulu. Mau titip gak?"

Kinara khendak menggelengkan kepala, namun tidak jadi. "Euh titip roti aja deh buat jaga-jaga."

"Oke."

"Makasih yah."

Ghina membalas dengan anggukan lalu pergi ke kantin barengan dengan Lita. Sementara itu Kinara memilih menelungkupkan kepalanya sambil membaca Webtoon. Rasanya Kinara kayak ngenes banget. Kayak nggak punya siapa-siapa.

"Kin, tugas tempat les udah dikerjain?"

Kinara mengangkat kepalanya ketika Majid mengajaknya berbicara. Majid ternyata sudah duduk di bangku depan mejanya.

"Udahlah, Jid, kan hari ini kita ada les. " Kinara melihat keadaan kelasnya yang ternyata hanya ada dirinya dan Majid saja. "Lo nggak ke kantin?"

"Nggak laper."

"Terus ngapain lo di sini?"

"Emang nggak boleh?"

"Bukan gitu. Ya nggak biasanya lo tiba-tiba nyamperin bangku gue."

Majid menyengir.

"Mau ada perlu apa?" Tanya Kinara malas.

"Gue cuman mau tanya lo sama Kaylira—"

"Ya gue udah tahu sih lo kesini buat nanyain itu." Kinara memutarkan bola matanya. "Lo pasti tahu lah, Jid, gue sama Kaylira kenapa. Lo kan temennya si Aji."

"Iya sih. Tapi serius kalian seserius ini? Maksud gue maaf nih yah kalau gue kayak terkesan ikut campur, gue cuman mau tanya aja lo sama Kaylira seriusan masih mau musuhan?"

"Ya gue nggak mau lah! Kaylira itu teman gue satu-satunya. Gue sayang banget sama dia. Cuman yah Kaylira udah benci banget sama gue kali. Mau gue ajak ngobrol aja suka menghindar, ya udah gue juga capek. Masih banyak hal yang lebih penting. Ujian sekolah, ujian masuk PTN, itu semua lebih penting buat sekarang." Namun tiba-tiba saja Kinara meringis.  "Ya ampun Jid kenapa masalah ini harus terjadi sekarang sih?! Kenapa di saat gue harus fokus belajar, fokus sekolah, masalah ini malah datang?"

Kinara: Love YourselfOnde histórias criam vida. Descubra agora