49. yang Sebenarnya

272 32 18
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya

(DILARANG PLAGIAT)

*****

"Jadi, lo nggak papa nih gak deket lagi sama Kinara?" tanya Majid yang tengah melihat Aji masak mie instan.

Sepulang sekolah Majid pergi main ke rumah Aji dan membicarakan percakapannya dengan Kinara saat tadi di perpustakaan. Mereka hanya main berdua saja sengaja tidak mengajak Koko, Wendi, dan Benji. Takutnya malah bikin pusing denger ocehan ngalor ngidul dari mereka.

"Nggak papa," jawab Aji sembari membagi mie instan yang sudah masak itu ke dalam dua mangkuk.

Aroma mie yang menyeruak ke rongga hidung Majid membuat laki-laki itu tidak sabar menyatapnya. Ini bukan mie biasa. Memang mie instan biasa yang bisa ditemukan di warung-warung, namun kalau sudah di tangan Aji mie instan biasa itu berubah menjadi mie mewah. Alias Aji jago banget masaknya.

Aji membawa dua mangkok mie itu menggunakan nampan ke arah meja makan. Majid tanpa ba-bi-bu langsung mengambil bagiannya.

"Chef Juna mah kalah saing sama lo dah, Ji," ucap Majid.

"Ngeledek gue lo?"

"Lah emang bener kok kalau masakan lo itu enak banget. Sayang dah kalau bakatnya dipendam."

Aji yang duduk di sebelah Majid cuman bisa menarik senyum tipis.

"Coba lo ngomong gitu depan bapak gue, Jid," kata Aji.

Majid berigidik ngeri, "nggak dulu. ngeri bos bapak lo tuh."

Aji terkekeh geli lalu mulai menyantap mienya. Benar juga kata Majid sayang banget kalau bakatnya tidak dikembangkan. Hobi masaknya membuat Aji jago masak. Sayangnya papa tidak pernah mendukung hobinya itu. Ya sebut saja papanya Aji memang masih pemikiran kolot. Masih patriarki.

"Mau kapan nih ketemuin Kaylira sama Kinara?" tanya Majid.

"Abis UN aja nggak sih?" tanya balik Aji meminta pendapat.

"Ya ayok ayok aja sih. Toh udah selesai juga ujian. Udah lega. Cuman Kinara ada UTBK kan abis itu. Tapi gue percaya sih dia mah pasti bisa."

Aji mengangguk setuju. "Iya. Dia pintar."

"Oke abis UN aja kalau gitu. Tapi serius nih Ji kalau lo nggak dekat sama Kinara lagi. Nggak mau berjuang gitu?"

Aji menggeleng. "Nggak. Udah aja kayak gini. Mending jadi temen aja. Lagipula Kinara berhak mendapatkan seseorang yang lebih dari gue."

"Nggak gitu juga. Lo juga berhak buat dia."

"Jid kalau lo cewek udah gue pacarin deh serius."

Seketika Majid berhenti mengunyah dia memandang Aji dengan tatapan tidak bisa dijelaskan. Perlahan dia menggeser kursinya.

Aji yang melihat respon Majid seketika menendang kursi Majid sehingga hampir saja membuat laki-laki itu terjatuh.

"Nggak usah segitunya juga kali anjir! Mana ada gue demen cowok," kata Aji.

"Lagian takut banget gue sama omongan lo barusan. Siapa tau gara-gara cinta lo tertolak lo jadi mencintai gue."

"Najis!"

"Emang gue anjing apa."

"Bukan. Tapi ikan gurame."

"Garing banget candaan jomblo."

"Sombong amat. Besok juga si Ajeng putusin lo tuh."

"Dia cinta mati sama gue."

"Belom sadar aja dia. Belom ngelihat tingkah priknya seorang Majid."

Kinara: Love YourselfWhere stories live. Discover now