46. Asumsi yang Salah

251 42 19
                                    

jangan lupa vote dan komentar ya <3

(DILARANGNYA PLAGIAT)

*****

Majid memasuki kafe dan langsung menghampiri Aji yang sudah ada di sana. Setelah pulang les Majid dan Aji memang berencana bertemu di kafe untuk membicarakan masalah Aji.

"Gimana sama Kinara?" tanya Aji ketika Majid sudah duduk di hadapannya.

"Bentar deh gue minum dulu boleh?"

Aji memberikan gestur mempersilahkan Majid untuk minum terlebih dahulu. Berhubung Aji yang pertama sampai di kafe ini, ia juga sekalian memesankan minum untuk Majid. Aji sih tahu minuman favorit Majid: Cappucino.

"Jadi kan tadi di sekolah pas istirahat gue udah ngobrol tuh sama Kinara. Dia nerima bantuan gue buat beresin masalahnya sama Kaylira," cerita Majid, "nah sesuai yang lo bilang kayaknya pertemanan mereka itu rusak bukan karena lo aja tapi ada hal lain. Iya, itu benar. Kinara ngaku kalau dia ada iri sama Kaylira."

Jadi malam sebelumnya Aji meminta bantuan Majid untuk membantu dirinya menyelesaikan permasalahan ini. Aji mengatakan bahwa Kinara dan Kaylira itu bertengkar bukan hanya tentang Aji saja melainkan ada faktor lain. Aji menyadarinya ketika dia mengobrol dengan Kaylira saat memberikan HP anak itu. Ia menangkap perkataan Kaylira yang seolah-olah selama ini dia memendam sesuatu kepada Kinara. Sedangkan untuk Kinara sendiri Aji sudah tahu lama kalau dia ada rasa iri sama Kaylira. Semua itu bermula ketika Aji masih jadi Banana dan masih bertukar pesan dengan Kinara.  Di sana Aji sudah menangkap kalau Kinara ada iri sama Kaylira. Lalu saat acara tahun baru di rumahnya—di saat Kinara jadi curcol banyak ke Aji.

"Kinara bilang dia iri sama Kaylira karena dia cantik. Dia ngaku kalau dia sakit hati setiap kali dapat bully-an dari Koko sana yang lain. Sedangkan Kaylira disanjung gitu. Makanya tanpa sadar mungkin rasa iri itu muncul gara-gara dia banyak di-bully."

"Gue jahat kan, Jid, udah bully si Kinara?"

Majid menggelengkan kepalanya. "Nggak. Lo kan nggak pernah melontarkan kalimat-kalimat yang nyakitin si Kinara."

"Tapi Kinara pasti ngelihat gue tukang bully juga."

"Nggak tahu yah gue, soalnya gue bukan Kinara. Lo itu cuman ikut ketawa senyum-senyum doang kalau si Kinara dapat bully-an dari si Koko."

"Iya tapi itu udah termasuk nge-bully."

"Tapi hati lo nggak maksud kan? Lo ketawa, senyum-senyum tuh buat nutupin rasa gugup setiap kali liat Kinara. Gue tahu lo, Ji. Lo suka sama dia dari kapan, gue tahu. Orang-orang kalau ngeliat lo itu kayak nggak ada ciri khasnya. Kayak air. Lo ngikutin arus hidup aja. Nggak mau terlibat dalam masalah. Padahal aslinya kalau berhadapan sama Kinara itu masalah berat bagi lo. Tapi tetap aja lo itu nunjukin muka biasa aja. Pintar nutupin."

"...."

"Gue yakin Kinara nggak nganggep lo sama kayak si Koko. Kalau misalnya dia nganggap lo kayak si Koko karena lo ikut ketawa atau senyum-senyum pas dia di-bully, gue bakalan maju jelasin ke dia kalau itu semua dia lakuin buat nutupi rasa gugup setiap kali dekat sama si Kinara."

Aji merasa pipinya sedikit memanas. Perkataan Majid sedikit membuatnya salah tingkah. Ia pun memilih menyesap minumannya untuk menutupi ekspresinya itu. Majid itu bagi Aji memang teman yang selalu memberikan support. Teman yang selalu memberikan suasana positif. Teman yang tidak pernah gampang menilai orang. Maka tidak salah kalau Aji saat ini salah tingkah dengan kalimat yang Majid lontarkan. Ia merasa senang mempunyai teman sebaik dia.

"Rencana lo buat nemuin Kinara sama Kaylira tetap jadi kan?" tanya Majid.

Aji mengangguk. "Iya. Kita ketemukan mereka di sini. Mereka tuh cuman butuh ngobrol satu sama lain."

Kinara: Love YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang