08. Kerja Kelompok

391 79 23
                                    

(DILARANG PLAGIAT)

*****

"Hallo, Kay, kenapa?" Kinara menempelkan ponselnya ke telinga ketika Kaylira meneleponnya malam-malam.

"Lo belum tidur?" tanya Kaylira.

Kinara yang sedang duduk di kursi belajarnya melirik ke arah jam waker. Baru pukul 21.00, itu bukan jam Kinara tidur. "Belum, lagi belajar."

"Belajar mulu sih, padahal udah ranking dua juga di kelas."

Kinara terkekeh geli, ia kemudian melihat ke arah gelas bening yang kosong. Segera saja Kinara menyambar gelas itu dan bergegas menuju dapur untuk mengambil minum.

"Lo mau ngapain telepon malem-malem?" tanya Kinara seraya menuruni anak tangga di dalam rumahnya yang sudah gelap. Semua orang rumah sudah memasuki kamarnya masing-masing.

"Gue cuman mau ngasih tau lo aja, besok hari Sabtu, kita kerja kelompok. Lo nggak ada acara, kan?"

Kinara menuangkan air dari dispenser setelah itu ia menarik kursi meja makan dan mendudukinya.

"Kerja kelompok Bahasa Indonesia? Kenapa nggak ngabarin di-chat aja? "

"Iya, Bahasa Indonesia. WA lo nggak on, Kin."

"Gue nggak ada acara, sih, tapi rencananya gue besok mau ke toko buku. Tapi kalau ada kerja kelompok, kerja kelompok dulu aja deh." Kinara kemudian meneguk air itu sehingga menyisakan setengah gelas.

"Oke deh, besok jam sembilan yah, di rumah Majid. Langsung ketemuan aja di rumah Majid. Awas ngaret."

"Yang suka ngaret, kan, elo Kay." Kinara tertawa pelan. "Eh, kenapa kerja kelompoknya nggak di rumah lo aja sih, Kay?"

Kaylira memutarkan bola matanya. "Ya ... waktu gue chat si Aji buat ngajak kerja kelompok, dia langsung bilang di rumah Majid aja, enak banyak makanan."

"Padahal gue kalau kerkom di si Majid bawaannya malu. Was-was takut mecahin barang-barang di rumahnya."

Kaylira tertawa geli. "Iya beda masuk rumah sultan mah. Nggak tenang. Orang tua si Majid kan pengusaha. Kakaknya yang pertama pengusaha keripik pisang yang terkenla itu loh."

Kinara mendengus pelan. "Iya. Bau duitnya kecium ini. Kenapa kita jadi tiba-tiba gibahin dia sih?"

Tiba-tiba saja Kinara teringat sesuatu. Mendengar kakak Majid pengusaha pisang Kinara ingat kepada Banana. Masa Majid Banana sih? Nggak mungkin.

"Kin? Kinara?" Kaylira menyahut dari balik telepon.

Kinara mengerjap. "Iya?"

"Gue tutup dulu yah, mau tidur, ngantuk. Jangan lupa besok kerja kelompok di rumahnya Majid. Jam sembilan."

"Oke."

Setelah itu sambungan terputus. Kinara terdiam sejenak. Dan ia baru ingat, kalau ia belum selesai belajar. Maka dari itu, Kinara segera kembali ke kamarnya.

*****

Lalu esok harinya, Kinara sudah siap-siap untuk berangkat ke rumah Majid. Ia tengah menapat dirinya sendiri yang berada di dalam cermin. Rambut sebahu Kinara yang biasanya dikucir kuda, kini ia kucir kuda setengah. Ia juga memakai kaus putih dan dimasukkan ke dalam celana standarnya. Setelah siap dengan penampilannya, Kinara kemudian mengambil tas gendong dan ia isi dengan buku yang akan dibawa. Setelah segalanya siap, barulah Kinara turun ke bawah untuk pamitan kepada Mama.

"Ma, Kinara berangkat dulu yah," pamit Kinara ketika ia menemukan Mama di dalam kamar tengah memasukkan baju yang baru selesai disetrika ke dalam lemari.

Kinara: Love YourselfWhere stories live. Discover now