27. Seberapa Pantas

246 46 5
                                    

Hallo guys.
Apa kabar?
Semoga sehat selalu.
Sekali lagi aku minta maaf (sepertinya aku selalu minta maaf) karena update-nya lama mulu.
Ingin rasanya update sering tapi susah karena tugas kuliah yang banyak banget 😭
Semoga kalian suka sama part ini yah.
Tahu nggak?
Ini udah mulai mau masuk ke konflik loh 😆
Yuk jangan lupa komen dan vote yah.
Terima kasih 💜

*****

Kinara dan Dirga sudah berada di kantin. Tempat ini begitu sangat penuh dan sesak. Untung saja Dirga menemukan kursi kosong di tengah, jadinya mereka tidak perlu susah payah mencari tempat duduk.

Dirga sedang pergi menuju penjual bakso. Dia tengah membeli bakso untuk dirinya dan Kinara. Sementara itu Kinara disuruh diam oleh Dirga di kursi untuk menjaganya takut ditempati oleh orang lain apabila Kinara ikut beli makanan juga.

Menunggu Dirga kembali, Kinara merasa bosan. Ia pun memilih memainkan ponselnya. Ketika Kinara melihat sederet status Whatsapp matanya langsung tertuju untuk membuka status milik Banana. Pasalnya ini pertama kalinya selama Kinara satu kontak dengan Banana, cowok itu membuat status suasana sekolah. Termasuk suasana kantin yang cowok itu baru saja buat status 2 menit yang lalu.

"Dia ada di kantin?" Kinara bergumam pelan. Lalu menengadahkan kepalanya untuk mencari sosok yang mirip ciri-ciri seperti Banana.

Banana itu memakai kacamata.

Kinara masih celingak-celinguk mencari cowok yang memakai kacamata. Sial tempat ini terlalu ramai dan cowok-cowok yang memakai kacamata ternyata banyak juga di kantin ini. Kinara menunduk lalu menghela napas secara perlahan. Ia emang amat sangat penasaran dengan sosok Banana.

Tiba-tiba saja dua mangkuk bakso tergeletak di atas meja. Kinara mengangkat kepalanya dan seketika ia terkejut melihat siapa yang berada di sampingnya sekarang.

"Kenapa kaget, Kin? Ngelihat apaan sih?" tanya Dirga. "Tuh baksonya di makan."

Kinara menggelengkan kepalanya. "Ah ng-ngga, Dir. Btw makasih yah."

"Iya."

Jelas Kinara terkejut dengan kehadiran Dirga. Kinara itu sedang memikirkan Banana, mencari sosok Banana yang katanya memakai kacamata. Lalu datang Dirga yang membuat Kinara langsung berpikiran apakah Banana itu Dirga?

Dirga memakai kacamata.

Masa iya sih Dirga? Batin Kinara. Dirga jarang main sosmed. Buka WA aja jarang. Ini Banana, hampir tiap malem chat gue.

Kinara menggelengkan kepalanya. Dirga bukan Banana. Jauh! Tapi dia pake kacamata.

Kinara memang pernah berpikiran bahwa Banana itu Dirga. Akan tetapi ia tidak yakin mengingat Dirga dan Banana itu berbeda. Namun, sekarang Kinara kembali berpikir Dirga itu mirip Banana. Ah sial! Memikirkan manusia bernama buah-buahan itu saja sudah membuat Kinara pusing.

"Lo kenapa, Kin? Sakit?" tanya Dirga yang sudah menyantap baksonya duluan.

"Nggak, Dir. Cuman lagi mikiran UAS aja. Bentar lagi kan UAS? Hehe."

Dirga menggangguk-anggukan kepalanya.  "Orang pintar kayak lo santai aja, Kin."

"Gue nggak sepintar itu, Dir. Lo tuh pintar," jawab Kinara.

Dirga tertawa pelan.  Tidak menyangkal tidak juga mengangguk atas ucapan Kinara.

"Kalau mau ulangan gitu lo belajarnya gimana?" tanya Dirga.

"Biasa aja kok. Sehari kan dua tuh biasanya ujian. Ya gue sepulang sekolah belajar gitu sampai jam 9 malam baru tidur. Gue nggak pernah memaksakan diri nyampe larut malam sih. Soalnya paginya suka ngantuk."

Kinara: Love YourselfWhere stories live. Discover now