09. Bersemu Merah

379 71 14
                                    

(DILARANG PLAGIAT)

*****


Setelah selesai kerja kelompok Kinara memutuskan pergi ke toko buku sendirian. Kaylira tiba-tiba saja ditelepon oleh adiknya agar cepat-cepat pulang karena ada urusan mendadak, hal itu membuat Kaylira kembali meminta nebeng dengan Aji. Padahal sebelumnya Kaylira sudah mau ikut ke toko buku bersama Kinara.

Kerja kelompok yang menghabiskan waktu kurang lebih tiga jam, membuat Kinara juga jadi tahu keadaan keluarga Majid. Majid sempat bercerita bahwa dirinya dengan Aji sudah berteman lama. Mereka satu TK, SMP, dan SMA. Majid juga mempunyai kakak laki-laki yang menjadi pengusaha dibidang makanan, kakaknya itu menghasilkan pisang menjadi keripik berbagai rasa dijual di berbagai supermarket, minimarket ternama. Lalu Majid juga mempunyai kakak perempuan yang masih kuliah.  Kakaknya yang satu ini berbeda, sangat pemalas, dan kalau libur jarang mandi. Kepribadian yang kontras dengan Majid yang disiplin. Orang tua Majid juga seorang pengusaha yang membuat mereka selalu bepergian.

"Gue beli novel ini atau ini yah?" gumam Kinara ketika dua novel berada di tangannya. Ia ingin membeli kedua-duanya hanya saja uangnya tidak memadai.

"Mmm ... yang ini aja deh. Yang ini bulan depan," putusnya seraya menaruh satu novel di raknya kembali.

Setelah itu Kinara berjalan menuju kasir. Tiba-tiba saja matanya tidak sengaja menangkap seseorang yang dikenal. Dari samping, Kinara dapat memastikan jika itu adalah Dirga. Cowok berkacamata itu tengah memilih buku di rak pendidikan.

Kinara terlonjak ketika Dirga tiba-tiba saja menoleh dan menangkap dirinya tengah memerhatikannya. Jantung Kinara berdetak lebih cepat dan rona merah bersemu di pipinya akibat malu.

"Hai, Kin," panggil Dirga seraya berjalan menghampirinya.

Kinara mendongak. "Iya!" ia tersenyum kikuk.

"Lo di sini juga?" tanya Dirga.

Kinara mengangguk seraya mengacungkan bukunya. "Iya nih. Lagi beli buku. Lo juga beli buku?"

Dirga memerlihatkan buku yang berada di tangannya yaitu buku soal SBMPTN.

"Oh." Kinara mengangguk-angguk. Kemudian melangkah satu langkah, karena antrean kasir sudah maju.

"Lo ke sini sendiri?" tanya Dirga yang berdiri di belakang Kinara.

Kinara menoleh. "Iya, sendirian aja. Lo juga sendiri?"

Dirga mengangguk. "Heem."

Setelah itu mereka maju lagi satu langkah, lagi, lagi, dan lagi, hingga akhirnya mereka pun selesaia melakukan pembayaran dan keluar dari toko buku.

"Lo mau pulang langsung?" tanya Dirga.

"Iya, lo juga?"

"Mau bareng nggak? Gue bawa motor, kok," tawar Dirga

Kinara terdiam sejenak seraya berpikir. "Lo nggak keberatan?"

Dirga mendengus. "Ya, nggaklah Kinara. Ayo, gimana? Mau?"

"Mmm ... ya udah deh." Kinara mengangguk dengan senyum kecil terulas.

Dirga balik tersenyum. "Lo lapar nggak? Kalau boleh kita makan dulu yuk, lagian udah masuk jam makan siang juga. Itu juga kalau lo nggak keberatan."

Kinara malah terdiam. Ia memang lapar dan juga tidak keberatan hanya saja uangnya tersisa sedikit lagi.

"Anu ... Dirga? Kalau boleh kita makan bakso aja yah?" Kinara menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Uang gue udah mau abis," akunya dengan malu.

Kinara: Love YourselfWo Geschichten leben. Entdecke jetzt