13. Sebenarnya Siapa itu Banana?

399 69 10
                                    

(DILARANG PLAGIAT)

*****

Kinara membuka pelan pintu kamar Candra. Ia melongokan kepalanya ke dalam kamar untuk melihat keadaan Candra yang kini tengah mengetik tugas di laptop dengan serius.

"Bang?" panggil Kinara.

Candra menoleh sekilas sebelum kembali fokus ke layar laptop. "Kenapa, Kin?"

Ini sudah jam 10 malam tapi Candra masih berkutat dengan laptopnya. Kinara masuk ke kamar Candra dan berjalan ke arah abangnya itu.

"Ini, duitnya gue kembaliin," tukas Kinara sambil meletakkan uang yang Candra kasih minggu lalu untuk membenarkan laptop Kinara di atas meja.

"Loh? Bukannya lo pakai buat benerin laptop?" dahi Candra berkerut.

Kinara tersenyum. "Yang benerin laptopnya bapaknya temen gue. Jadi, dia kasih gratis."

Mata Candra berbinar. "Wah? Serius lo?"

Kinara mengangguk. "Iya, jadi sekarang duitnya gue balikkin lagi sama lo."

"Wah, kalau gini gue ambil segini aja deh," ucap Candra sambil mengambil uang itu sebanyak dua lembar.

"Itu seratus lagi," ujar Kinara.

"Buat lo aja." Candra tersenyum.

"Serius lo?" mata Kinara terbelalak.

"Ya, serius gue. Itung-itung bersedekah sama rakyat miskin."

"Enak aja bilang gue miskin!" tangkas Kinara kesal namun tak urung ia tertawa geli. "Ya udah, deh, kalau gitu gue ambil. Omong-omong lo jadi liburan ke Bali?"

Candra terkesiap. Lidahnya terasa kelu. Mana mungkin ia bilang tidak jadi dan semua itu hanyalah tipuan belaka bisa-bisa dia mati.

"Mmm ... itu, jadinya gue ke TMII."

Kinara manggut-manggut. "Oh." kemudian Kinara kembali berjalan untuk keluar dari kamarnya. Baru saja cewek itu sampai ambang pintu Candra kembali memanggil namanya.

"Apa?" tanya Kinara.

Candra mengigit bibir bawahnya. Kedua tangannya saling bertautan, seolah-olah dirinya sedang berada dalam suasana bersalah.

"Mmm ... maafin gue yah," ucap Candra pelan. Ia tiba-tiba saja sadar dengan kesalahannya kepada Kinara. Mulai dari merusakkan laptop sampai membohongi adiknya hanya demi mempertahankan uang yang ia tabung.

"Ngapain minta maaf?" tanya Kinara lagi, dahinya berkerut.

Candra menyengir kaku. "Ya, pokoknya minta maaf aja deh."

Kinara mendengus. "Apaan sih! Gaje lo!" ia tertawa kecil.

"Ya udah, pokoknya gitu aja. Lo balik lagi ke kamar gih, ganggu! Lagi belajar nih gue." Candra melambai-lambaikan tangannya bermaksud mengusir Kinara.

"Yeu, ini juga mau kali," jawab Kinara seraya menutup pintu kamar Candra. Lekas itu ia kembali ke kamarnya dan tiduran di atas kasur sambil memainkan ponselnya.

Mata Kinara masih terbuka lebar. Ia belum bisa tidur. Kinara memang tipe orang yang tidur larut malam. Seperti sudah kebiasaan. Saat Kinara lagi asyik melihat linimasa di Instagram, notifikasi chat dari WhatsApp tiba-tiba saja muncul.

Siapa lagi kalau bukan dari Banana. Kinara jadi heran, kenapa sih, Banana hobi banget nge-chat dirinya.

Banana
Menurut dokter begadang itu tidak baik. Bisa membuat tubuh lemas, tidak bersemangat, dan bahkan kematian. Nah loh, kenapa lo masih online aja?

Kinara: Love YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang