10. Banana si Penyuka Pisang

412 72 23
                                    

(DILARANG PLAGIAT)

*****

Banana baru saja sampai rumahnya. Kegiatannya hari ini cukup menguras tenaganya. Ia tadi sempat mampir ke beberapa tempat terlebih dahulu, termasuk ke supermarket hanya untuk membeli pisang kesukannya. Banana menaruh kantong berisi pisang dan kantong berisi bahan-bahan kue itu di atas meja makan, ia juga melepaskan tasnya terlebih dahulu sebelum menaruhnya di atas meja.

Tadi saat perjalanan pulang tiba-tiba saja Banana ingin makan pisang goreng. Jadi, setelah ia membeli pisang dan bahan-bahan lainnya, Banana akan langsung memasak goreng pisang sendiri, hal yang sering dilakukannya. Banana terlebih dahulu menyalakan musik di handphone untuk menemaninya memasak. Setelah musik mengalun, Banana mulai membuka plastik yang berisi pisang. Dikupasnya pisang itu satu persatu, dan ia potong-potong menjadi dua bagian. Setelah selesai mengurus pisang, Banana mulai membuka kantong yang berisi tepung, gula, keju, dan susu. Setelah tepung dan gula ia campurkan dan diaduk rata, maka Banana segera mencelupkan pisang itu ke dalam adonan.

Sembari menunggu minyak yang dipanaskan Banana duduk di kursi meja makan. Ia menghela napas pelan dan sesekali mencolek adonan manis itu. Banana suka pisang. Mutlak. Baginya pisang adalah buah yang harus ia makan hampir setiap hari. Pisang adalah buah favoritnya. Jika disuruh memilih antara buah kiwi, anggur, apel, ataupun buah yang seharga ratusan juta pun Banana akan tetap memilih pisang.

"Gue udah kayak monyet aja terobsesi sama pisang," Banana menyeringai ketika ia melihat kulit pisang yang berserakan di atas meja makan.

Sekilas ia melirik ke arah jam yang tertera di dinding. Sudah pukul lima sore, dan Banana tahu rumahnya sepi. Orang di rumahnya terlalu sibuk di luar sehingga lupa untuk pulang.

Banana kesepian. Semacam itu. Namun, ia tak pernah menunjukkannya.

Banana tiba-tiba saja tersentak ketika melihat ke arah wajan yang mengepul. Segera saja ia bangkit dari duduknya dan mematikan kompor.

"Aish, kepanasan lagi," ia meringis.

Setelah menunggu sebentar, Banana kembali menyalakan kompor. Ia kemudian mulai memasukkan pisang yang dilapisi adonan itu ke atas wajan.

Banana tersenyum, ia sudah tidak sabar untuk menyantapnya. Terlebih ia sudah mulai membayangkan jika pisang goreng itu akan ia tambahkan susu dan keju parut di atasnya.

"Keknya, bentar lagi gue dipindahin ke gunung, karena keluarga gue sebenarnya ada di sana." Banana terkekeh geli.

*****

"Kay, gue duluan yah, awas besok flashdisk gue ketinggalan," ucap Kinara ketika berada di lantai satu gedung sekolah.

Kaylira mengangguk sambil membenarkan rambutnya. "Iya-iya, gue cuman mau minta film doang, bawel amat sih."

"Bukan gitu, Kay. Itu kan isi flashdisk-nya banyak film kesayangan gue. Sayang kalau hilang. Bisa ngabisin banyak kuota kalau harus download lagi."

"Iya, Kinara, siap." Kaylira mengacungkan kedua jempol tangannya. "Ya udah, gue duluan yah, bye." Kaylira melambaikan tangannya seraya berlalu.

Kinara membalas lambaian Kaylira dan setelah itu segera bergegas menuju lapangan basket. Hari ini setelah satu bulan Kinara tidak ikut kumpulan ekstrakurikuler basket akhirnya kumpulan juga. Semenjak kelas 10 semester dua Kinara jadi kehilangan minat dengan olahraga itu. Bahkan dia jadi jarang latiha. Sebulan paling sekali.

"Dini?!" Kinara memanggil teman satu ekstrakurikulernya itu. Dini yang sedang minum air dalam botol di pinggir lapangan lengkap dengan kostum basketnya menoleh.

Kinara: Love YourselfWhere stories live. Discover now