43. Keegoisan

200 40 21
                                    


Jangan lupa vote dan komen ya <3

(DILARANG PLAGIAT)

*****

Sepulang sekolah Aji meminta waktu kepada Kaylira. Ia membawa Kaylira untuk mengobrol empat mata di depan kelas setelah keadaan kelas mulai sepi. Aji harus segera mungkin membereskan semuanya. Ia tidak tega melihat Kinara yang sedih seperti itu.

"Ini HP lo," ucap Aji sembari menyerahkan ponsel milik Kaylira.

Kaylira tampak terkejut.

"Kok bisa di lo?"

"Waktu lo pergi, Kinara ikut ngejar lo sambil telpon lo. Dan ternyata HP lo masih ada di kelas."

"O-oh," Kaylira tampak kikuk. "Makasih."

"Gue harus ngomong sama lo, Kay. Kinara nggak salah sama sekali. Lo kalau mau salahin, salahin gue. Gue yang udah membuat semuanya semakin keruh."

Kaylira menarik satu sudut bibirnya. "Lo belain dia karena lo suka kan sama dia?" tanyanya dengan nada sinis.

Aji memejamkan matanya. Kaylira sepertinya sudah terlanjur marah sehingga terlalu menyudutkan Kinara. "Ya, gue suka sama Kinara."

"Udah gue duga. Terus buat apa sekarang kita ngobrol? Lo kan suka Kinara, Kinara juga suka sama lo. Jadi buat apa ngobrol sama gue? Gue kayaknya bakalan jadi penggangu doang buat kalian. Udah yah gue balik aja. Semuanya udah clear."

Ketika Kaylira membalikkan tubuhnya hendak pergi, Aji segera menarik pergelangan tangan Kaylira. 

"Ini bukan tentang perasaan gue. Tapi tentang Kinara dan lo. Gue emang sayang sama Kinara, tapi gue cukup tahu diri untuk nggak memaksakan. Kinara pun begitu. Dia cukup sadar kalau lo suka sama gue. Dia udah meminta gue buat jauhin dia. Semuanya dia lakukan demi lo. Demi menghargai perasaan lo, Kay."

Kaylira langsung menatap Aji. Matanya terlihat nyalang. "Terus gue harus apa?! Nemuin Kinara terus bilang 'oh kinara thank you lo udah menghargai perasaan gue, gue lebih baik mundur, gue nggak apa-apa, lo aja sama dia. Nggak, Ji! Gue berterimakasih sama Kinara yang udah menghargai perasaan gue. Tapi ... tapi gue mau sekali ini saja egois." Kaylira mengatur napasnya yang terengah-engah. Perasaannya berkecamuk. Tidak bisa dijelaskan.

"Tapi nggak seharusnya lo jadi benci saja dia, Kay. Dia nggak salah. Gue yang salah!"

"Iya lo yang salah! Lo udah ngaku-ngaku jadi Banana. Lo udah buat Kinara nyaman sama lo. Jatuh cinta sama lo. Padahal lo tahu? Ada orang lain yang suka sama Kinara dan entah mengapa dia malah jatuh cinta sama lo."

Dan seharusnya lo nggak jatuh cinta sama dia, Ji. Lo seharusnya jatuh cinta sama gue. 

Aji termangu mendengar perkataan Kaylira. Bukan perihal dirinya melainkan seseorang yang menyukai Kinara. Siapa dia? Apakah orang itu sebenarnya lebih baik darinya?

"Iya gue salah, Kay. Gue udah buat dia jatuh cinta sama gue. Gue juga minta maaf kalau gue udah nyakitin perasaan lo. Tapi, Kay, gue udah suka sama dia udah lama. Bahkan sebelum dia mengenal gue. Kelas 10, perasaan gue udah selama itu."

Kaylira sesak mendengar ungkapan Aji. Dia jadi semakin bersalah kepada Kinara, namun dia juga merasa dirinya berhak untuk egois. Seharusnya Kaylira tidak menyukai Aji sehingga dengan begitu Kinara dan Aji bisa bersama. Akan tetapi Kaylira juga berhak untuk mencintai Aji.

"Terus kalau sekarang gue baikan lagi sama Kinara, lo bakalan mau sama gue, Ji? Nggak kan, Ji, nggak!"

Aji menarik napasnya dalam-dalam. "Ini bukan tentang perasaan gue. Ini tentang lo. Tentang Kinara. Tentang kalian!"

Kinara: Love YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang