44. Anxiety

731 103 227
                                    

Aku tau kalo kalian cukup cerdas buat tau bagaimana cara mengapresiasi karyaku, jadi selamat membaca, yaa❤️

———

Patah dan rekahnya hati tergantung bagaimana cara kita menjaganya, dan di mana kita menempatkannya.
—Derrellio Rellio

• ••

Cewek itu mematung di tempat. Pertanyaan dari Dion berhasil membabat habis kesadarannya. Bodohnya, Atilla lupa bahwa sebelumnya ia telah menjejalkan sebuah testpack di keranjang belanjaan yang kini berada di tangan cowok itu. Bisa-bisanya dirinya membiarkan Dion membayar—dan menemukan testpacknya?!

"WOY! Ditanya malah bengong!" seru Dion membuyarkan lamunan mantannya.

Atilla memejamkan mata, lalu membatin, "Mati, gue. Bego, bego, bego! Kok lo nggak amanin itu barang dulu, sih, Atilla?!"

Dion masih berdiri menatap Atilla, sedangkan yang ditatap malah membalas dengan tatapan takut bercampur bingung. "Itu... anu."

"Anu apa?" desak Dion.

Seketika Atilla lupa caranya bicara. "Anu.. ng—itu... nganu."

Dion mengernyit, semakin curiga dengan hal yang disembunyikan Atilla. "Nganu apaan?"

"Ya... nganu...."

"Apaan sih nganu nganu! Lo hamidun?"

Atilla mengangkat wajahnya yang mulanya tertunduk. "Hamidun apaan?"

"Jangan pura-pura bego, deh. Lo hamil?"

Bagus. Sekarang, Dion malah terlihat seperti seorang kakak laki-laki yang tengah menghakimi adik perempuannya.

"Ng...Nggak! Gue cuma parno aja! Soalnya akhir-akhir ini gue mual mulu kayak ibu hamil."

Dion menatap Atilla skeptis. "Berarti, lo abis gituan sama Derrel? Maksud gue, lo nggak mungkin, kan, kepikiran bakalan hamil kalo lo nggak pernah ngelakuin?

Cewek itu membalas tatapan Dion dengan kesal. "Kelihatannya gimana? Harus gue perjelas lagi? Lo kayak baru kenal gue aja!" semburnya dengan wajah merah padam.

"Jujur banget," ledek Dion dengan rasa kecewa yang tersirat.

"Emang gue bisa bohong apa ke lo, Yon? Setelah orang tua gue dan Aletta, lo orang yang paling tau semua hal tentang gue."

"Tapi soal perasaan lo ke gue? Gue mana tau. Bukannya lo masih bohongin diri lo sendiri?"

Entah mengapa pertanyaan itu terasa memuakkan bagi Atilla. "Sampe serendah itukah lo remehin gue? Lo siapa, huh? Udah, ya, Yon." Atilla merebut kembali  kantong belanjaan dari tangan Dion. "Gue mau pulang, mau jelasin semuanya ke Derrel. Sekali lagi lo lancang ngungkit hal-hal nggak penting kayak tadi, gue nggak mau liat muka lo lagi. Kita udah selesai. Jangan pernah diungkit lagi."

• • •

Sempat terjadi aksi kejar-kejaran yang melelahkan antara Atilla dan Dion sebelum akhirnya mereka pulang ke rumah Andrea. Mereka berdua bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun saat melangkah menuju pintu depan saking canggungnya.

CephalotusWhere stories live. Discover now