28. Come Out From Hiding

912 121 51
                                    

Hai pembaca-pembacaku yang sabar!

Absen dulu yaa, di sini sesuai dengan karakter PTCW favorit kalian

Tidakkah kalian merindukanku? wkwkwkwk

Aku cuma mau ingetin, sebelum baca, follow aku dulu yaa, terus jangan lupa komen sebanyak-banyaknya biar Painful Things Called Wound bisa ditemukan banyak orang.

Dan yang terpenting, jangan ada yang diskip, baca sampai akhir, yaa🥺

Selamat Membacaaa

———

Tak ada kata tunggu untuk sebuah rasa rindu datang membawa sendu
—Atilla Solana

• • •

Sudah hampir seminggu Atilla seperti mati dalam kehidupannya sendiri. Tanpa sapaan siapapun, tanpa berinteraksi dengan siapapun. Ia hanya mengunci dirinya di dalam kamar, minum-minum, merokok, dan menonton film di laptopnya. Sesekali dia keluar hanya kalau sekadar ingin makan, atau jika sudah merasa pengap di dalam kamarnya.

Ponselnya ia matikan, entah untuk apa. Dia hanya ingin mengenyahkan rasa sedih dan takut yang menghantui pikirannya. Bersembunyi dari rasa bersalah yang entah mengapa semakin mengusiknya. Ia hanya sendirian di rumah, karena Aline pun sudah seminggu berkeliling Jakarta untuk memenuhi panggilan interview, meski pada akhirnya tetap saja ibunya itu tak juga mendapatkan pekerjaan baru.

Atilla bangkit dari posisi rebahannya, mengambil ponselnya yang sudah seminggu berada di dalam laci.

Napasnya menghembus berat, mulai saat layar ponselnya menyala, notifikasi muncul bertubi-tubi. Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Duta, Derrel, juga Jacklin.  Dari semua notifikasi yang masuk, ada satu yang menarik perhatian Atilla. Sebuah pesan yang datang dari nomor ponsel misterius, yang sudah hampir ia hafal lantaran seringnya muncul di layar ponsel.

Atilla menekan satu di antara pesan-pesan itu, kemudian mengulas senyum di wajahnya, seolah-olah ia tahu siapa gerangan pemilik nomor misterius yang belakangan ini sering menerornya itu.

"Aku tahu harimu berat, Cephalotus. Tapi, setelah hujan pasti ada pelangi, bukan?"

—Rahasia

Atilla terkekeh, kemudian membatin. "Kemana aja nih si Rahasia? Kok baru nongol lagi?" Kemudian, dengan senyuman yang masih tercetak di wajahnya, ia mendaftarkan nomor misterius itu ke dalam kontak ponselnya dengan nama: "Orang Gila."

Belum sempat Atilla meletakkan kembali ponselnya ke dalam laci, benda pipih itu tiba-tiba saja berdering, menampilkan nama Arjun di sana. Tanpa perlu menunggu lama, langsung saja Atilla menekan tombol hijau.

"Halo?"

"Oi, akhirnya nomer lo bisa dihubungin juga! Kita khawatir banget sama keadaan lo. Seminggu nggak ada kabar, nomer nggak aktif, kita ke rumah lo juga tiap hari, tapi kayak nggak ada orang."

"Hehe, sorry. Pengen ilang aja bentar. Dunia makin gila aja soalnya," ujar Atilla asal. "Oh iya, nelpon gue pasti ada sesuatu kan? Ada apaan nih?"

CephalotusWhere stories live. Discover now