33. Worst Prom Night Ever

851 135 35
                                    

AKHIRNYA BISA NYAPA KALIAN LAGIII...

Apa cuman aku doang yang kangen?

Absen dulu yuk, sesuai asal kota kalian.

AKU MAU INGETIN. KALIAN YANG RAJIN YAA SPAM KOMENNYA, BIAR PTCW MAKIN TOP!

Oh iya, bentar pas baca, kalo udah sampe di bagian acara prom night, kalian jangan lupa mainin playlist nya ya!

Playlist: Tak Sanggup Melupa-Ziva Magnolya

SELAMAT MEMBACA

———

Setelah menyecap setitik kebahagiaan, diracun lagi dengan pahitnya penderitaan. Adilkah?
—Atilla Solana

• • •

"Bagaimana caramu menjaga anak? Kenapa Atilla malah jadi kayak gini?"

Di sinilah Aline dan Adrian sekarang, di ruang tamu rumah Aline, di saat kedua putri mereka sengaja masuk ke kamar atas untuk memberi ruang kepada Ayah-Ibu mereka bicara empat mata.

"Adrian, tadi kamu sudah bilang, kan? Kamu ke sini bukan untuk menyudutkan saya. Lantas, ini apa?"

Adrian terdiam untuk sesaat, kemudian kembali membuang napas berat. "Apa salahnya bertanya? Kamu sendiri, kan, yang meminta supaya saya tidak membawa Atilla juga? Mestinya kamu menjaganya baik-baik, bukan malah membiarkan dia jadi tidak terarah seperti ini."

"Kamu salahkan saya? Pikir dulu, kira-kira, Atilla jadi begini karena apa? Itu karna kamu pergi!"

"Dan kamu tau persis alasan kenapa saya pergi, Aline."

Skakmat. Aline terdiam sekarang. Menatap mata Adrian pun ia tak lagi punya nyali. "Dia hanya butuh kamu, Adrian. Dia hanya mau mendengarkanmu. Sejak kecil, memang hanya kamu yang bisa mengatasi anak itu."

"Jadi bagaimana? Kita biarkan Atilla memilih sekarang?"

Saat itu juga, Aline membelalak dan menatap Adrian dengan amarah yang memuncak. "KAMU TIDAK ADIL, ADRIAN! JELAS MEREKA BERDUA AKAN MEMILIH UNTUK IKUT SAMA KAMU, KARNA KAMU SUDAH HABIS-HABISAN JELEK-JELEKKAN SAYA!"

"Kalau memang saya berniat untuk menjelek-jelekkan kamu, saya pasti sudah membeberkan semuanya, Aline. SEMUANYA."

"KAMU MENGANCAMKU?!" Aline berdiri, hingga vas bunga yang ada di atas meja terjatuh—pecah berkeping-keping di lantai.

Mendengar kegaduhan yang ada di lantai bawah, Aletta dan Atilla berlarian menuruni tangga.

"Bukan ini yang aku harapin pas bawa Papa ke sini," lirih Atilla, membuat orangtuanya menoleh ke arah mereka, untuk kemudian merasa bersalah.

Sekilas, Aline terpana melihat Atilla. Mendengar suaranya yang melembut, putrinya itu seperti kembali menjadi gadis remaja lugu yang hidup terarah sebelum ini semua terjadi.

"Ma-maaf. Mama terlalu terbawa." Wanita itu kembali duduk setelah meredam emosinya.

"Mama udah buat kesepakatan." Aline menegakkan posisi duduknya, melirik ke arah Adrian, berkedip satu kali untuk membuat mantan suaminya itu mengerti bahwa kali ini dirinya ingin bekerja sama dengannya.

CephalotusWhere stories live. Discover now