20. To Be Honest...

1.1K 159 88
                                    

Hai! Jumpa lagi kan kitaa, setelah sekian lamaa, wkwkwk.

Maaf ya, kalian udah lama nunggu. Insha Allah setelah ini aku bakalan rajin banget updatenya. Kalian juga harus rajin vote+komennya yaaaa!

Oh iya, aku baru tau dari video kak @putrilagilagi , ternyata komentar di tiap
part cerita itu penting banget buat naikin rank cerita. Jadi, aku minta bantuan kalian yaa... buat sebanyak mungkin komentar di tiap partnya, hehehe. Mari kita sama-sama membawa Painful Things Called Wound menuju ranking 1 Teen Fiction🥺.

Terima kasih buat yang mau membantu,
selamat membaca ya!
———

Ironisnya, saat mulut dengan susah payah sembunyi di balik fakta, semuanya dirusak oleh tatapan mata.
—Atilla Solana

• • •

"Nah, kalo di rumusnya minta verb 2, berarti lo harus cari bentuk kedua dari kata kerja buy. Bentuk kedua dari kata buy lo tau nggak?"

Saat Sammy tengah menerangkan cara menjawab soal kesekian pada Atilla, tatapan cewek itu masih melihat ke sembarang arah. Sammy sebenarnya sudah menyadari kegelisahan Atilla sedari tadi, terbukti karena dari awal cewek ini tidak fokus selama belajar.

"Til! Lo denger nggak sih gue ngomong apaan?" sentak Sammy mulai dongkol.

"Hah?" Atilla yang semula melihat ke arah pintu, langsung gelagapan melihat Sammy yang tengah merengut. "Gimana gimana? Sorry,"

"Lo dari tadi kenapa sih? Kayak nyariin sesuatu,"singgung Sammy.

"Emang nyari siapa lagi kalau bukan Derrel?" Arkan menimpali. "Yaelah, tenang aja kali. Suami lo itu nggak bakalan kabur, tuh dia lagi di belakang makan bareng sama si Resti."

Atilla kemudian melempari Arkan dengan pulpennya, yang dengan mudahnya dapat dielakkan oleh cowok itu.

"Lo kalo ngomong suka semena-mena, ya. Suami, suami. Gue lipat baru tau rasa lo," semprotnya pada Arkan.

"Eh emang beneran si Derrel makan bareng Resti di belakang? Ada-ada aja dah tuh bocah," celetuk Arjun sambil terkekeh.

"Iya. Sekalian dia mandiin katanya," jawab Arkan.

Atilla menegang di tempatnya. Siapakah gerangan Resti ini? Siapapun cewek itu, dia telah berhasil membuat kegelisahan Atilla semakin menjadi. Atilla cemas, juga gelisah. Kalau Derrel ternyata juga punya cewek lain bernama Resti untuk diurusi, apakah selanjutnya dirinya akan terabaikan? Konyol memang, juga akan terdengar terlalu egois. Namun kenyataannya Atilla tak mau jika perhatian Derrel tak lagi terfokus hanya pada dirinya.

Atilla menyenggol lengan Jacklin yang tengah berkutat dengan soal-soal yang ada di buku paket. Cewek itu menoleh, menatap Atilla dengan raut wajah yang seperti mengatakan kenapa?

Cewek yang di hidungnya tertancap tindik itu menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Lalu, perlahan ia mendekatkan mulutnya dengan telinga Jacklin. "Resti itu siapa, sih?" bisiknya.

"Oh," Jacklin melanjutkan kegiatannya menjawab soal. "Bentar juga kamu kenal, kok. Sumpah, Til. Resti itu gemesin bangetttt."

CephalotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang