9. Broken

2.8K 270 48
                                    

Pada umumnya, ada dua cara untuk sebuah hati merasakan sakit. Yang pertama karena patah, sisanya karena kecewa.
- Atilla Solana
• • •

Derrel sudah lebih dulu tiba di kantin saat Atilla kembali. Atilla sudah akan duduk di tempatnya jika seandainya tidak ada seorang gadis yang menempati tempat duduknya seenak jidat. Atilla mengenali gadis itu. Dia masih ingat bagaimana gadis itu menjadi bulan-bulanan Daneen dan teman-temannya tempo hari.

Atilla menyeret kursi dari meja kosong yang tak jauh dari tempatnya berdiri—untuk dibawa ke meja tempat teman-temannya berada—lantas mendudukinya.

"Oh iya, Til. Kenalin, ini Jacklin. Dulu cuma dia anak cewek yang sudi temenan sama kita-kita. Tapi sekarang udah ada lo, jadinya temen cewek kita nambah kan ya...." Arjun memamerkan cengirannya, sedang Atilla menjulurkan tangan ke Jacklin.

"Nama gue Atilla. Lo bisa panggil gue Tilla," ucap Atilla ke Jacklin yang diterima sangat baik olehnya.

Derrel takjub melihat sifat ramah seorang Atilla Solana yang terlalu tiba-tiba. Apa karena Jacklin seoarang perempuan sepertinya, hingga Atilla tidak menunjukkan tanduknya seperti biasa?

Hening tercipta di antara mereka, sesaat sebelum Arkan membuka mulut. "Lo darimana?"

"Ke kelas gue lah, manggil Jacklin ke sini." jawab Derrel.

Arkan memutar bola matanya malas. "Gue nanya itu tuh, si alien. Bukan lo,"

Atilla sebenarnya ingin marah saat menyadari bahwa yang dimaksud Arkan adalah dirinya, namun urung saat batinnya mengingatkan untuk sebaiknya tidak merusak suasana.

"Alien kok teriak alien, gimana sih." Dan akhirnya, Atilla memilih untuk membalas Arkan dengan cara menohok yang diusahakan terdengar sedikit lebih halus.

Wajah Arkan merah padam. Entah karena marah atau malu, yang jelas seisi kantin menoleh ke meja mereka saat suara tawa pecah seketika.

"Emang tadi lo abis pergi? Ke mana?" tanya Derrel kemudian.

"Kelas." Atilla tak berniat untuk berbohong sama sekali. Dia hanya tidak ingin bercerita panjang lebar tentang bagaimana dia bisa mendapatkan kunci locker-nya kembali. Selain itu, Derrel tetap salah satu tersangka yang ia curigai sebagai dalang dari semua pesan-pesan misterius yang diterimanya.

Menurutnya, akan sangat menyebalkan melihat Derrel pura-pura tak tahu perihal pesan-pesan itu, sedang dirinya sangat mencurigainya.

Derrel hanya ber- oh singkat sebelum akhirnya keheningan itu tercipta lagi.

Jacklin menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Sepertinya bukan hanya dirinya yang merasa terganggu dengan keheningan yang terlalu tiba-tiba ini.

Tidak tahan dengan suasana seperti ini, Jacklin mengumpulkan nyali untuk bersuara.

"Eh—Atilla?"

Jacklin memilih untuk mengajak Atilla mengobrol sebagai cara memecahkan hening.

"Ya?" sahut Atilla yang ajaibnya terlihat seperti antusias berinteraksi dengan Jacklin. Apakah ini cukup dijadikan bukti bahwa munculnya Derrel dalam kehidupannya membawa pengaruh yang luar biasa?

CephalotusWhere stories live. Discover now