45. Mr. Rabbit & Mrs. Hedgehog

741 85 264
                                    

Aku yakin kalian pasti tau banget cara mengapresiasi sebuah karya Wattpad. Tapi, kalau boleh aku ingin kalian ajak temen-temen kalian biar cerita ini bisa berkembang😊

Sebelum mulai baca. Mungkin kalian boleh jawab dua pertanyaanku dulu?

Pertama. Kalo dari skala 1 sampai 10, berapa nilai yang kalian kasih untuk cerita "Cephalotus" ?

Kedua. Menurut kalian, cerita ini bagaimana? Apa yang kalian rasain pas baca "Cephalotus?"

Selebihnya, selamat membaca ya❤️

———

Cinta. Satu hal yang belum tuntas kumengerti. Menawarkan bahagia, dengan terluka sebagai konsekuensinya.
—Atilla Solana.

• • •

"Itu, Bulan. Kak Atilla sama Kak Derrel dateng, kok. Mereka lagi melangkah ke arah kita sekarang." Debora membelai rambut Bulan yang sebelumnya terlihat murung karena keterlambatan Atilla.

"Tante Debora, anterin Bulan ke Kak Atilla dong," pinta anak kecil itu. Sebelum mengangkatnya masuk ke dalam gendongan, wanita itu mencubit halus hidung Bulan lebih dulu. "Bulan, Mama kan udah ngomong berkali-kali. Jangan manggil Tante, sekarang aku mamamu."

Bulan tersenyum, cantik sekali. Teduh. Karena senyuman meneduhkan itulah yang membuat Debora dan Danar dengan cepatnya mengambil keputusan untuk mengadopsi gadis kecil itu. Seolah paras sempurnanya dapat menutupi segala kekurangan yang ada padanya.

"Maaf, Tan—eh Mama. Bulan belum terbiasa." Mendengar itu, Debora kembali mencubit pelan hidung anak angkatnya sembari berjalan menghampiri Atilla yang berdiri malu-malu di dekat pintu sana.

"Maaf, Tante. Aku sama Atilla telat." Derrel berucap.

"Nggak apa-apa. Yang penting kalian akhirnya dateng, kan? Ayo, silahkan masuk."

Saat Debora justru tengah tersenyum lebar karena Atilla dan Derrel akhirnya datang, Bulan tiba-tiba saja meronta pelan sembari merengek.

"Mama, Bulan mau digendong sama Kak Atilla."

Debora, Atilla, maupun Derrel tertawa senang melihat Bulan yang kelewat aktif.

"Boleh?" tanya Debora pada Atilla yang selanjutnya dibalas dengan  anggukan.

"Gini aja, deh." Derrel menyela. "Kak Derrel aja yang gendong Bulan. Entar Kak Derrel beliin coklat. Gimana?" tawar cowok itu kepada Bulan, sambil sesekali melirik ke arah Atilla. Cowok itu  menggumamkan omelan dalam hati. Bisa-bisanya Atilla bersedia menggendong Bulan dalam keadaan perutnya yang sedang mengandung calon bayi.

Bulan menatap lurus ke depan dengan kilau matanya yang berbinar. "Kak Derrel beneran mau beliin coklat? Janji?"

"Iya, Kakak janji. Tapi gendongnya sama Kak Derrel aja, ya?"

Tentu Debora tak mungkin melarang jika memang itu kemauan Bulan. Saat anak itu mengangguk berkali-kali, ia menyerahkan Bulan ke dalam gendongan Derrel.

"Ah, iya Tan. Om Danarnya ke mana ya?" Derrel bertanya lagi, mewakili Atilla yang baru saja hendak
menanyakan hal itu. Diam-diam, cewek itu juga tersenyum melihat Derrel yang tengah menggendong Bulan sambil membelai halus kepalanya.

CephalotusOn viuen les histories. Descobreix ara