8.Rai, kita jadi dukun ya.

1.3K 104 32
                                    

08.Rai, kita jadi dukun ya.

"Lho kalian ngapain disini? capek amat mukanya, mau minum? ayo masuk," ajak Rai dengan kedua tangan yang bekerja menggotong buku-buku paket prakarya.

"Pada biasa liat buku lo ya semua? sekalinya liat yang ganteng gak kedip," kesal Calvin saat anak-anak kelas unggulan di kelas Rai memperhatikan mereka berdua dengan tatapan aneh.

Rai terkekeh kecil. "Kata Bu Susan satu orang satu!" teriaknya pada orang-orang di dalam kelas, sesudah itu ia mengajak kedua teman Xabiru untuk duduk di bangkunya.

"Nih minum."

Diminum habis oleh mereka. "Ini kelas lo? pantes aja kita muter-muter nggak ketemu," kata Zergan.

"Eh? iya, kenapa nyari?"

"Lah bukannya kata lo, lo itu kelas dua?" Rai menyengir kikuk.

"Oh itu, maaf ya saya nipu," entengnya menjawab.

"Rai lo gak tau-taunya si Zergan nanyain tiap kelas nyari kelas si anak yang mau bunuh diri," ucap Calvin membuat Rai memutar malas kornea mata.

"Ngapa gue mulu si, berdua!" kesal Zergan membentak. "Kenapa pake acara nipu, sih?"

"Ya biar kalian jalan-jalan nyarinya, bukannya kalian seneng jalan-jalan?" Zergan dan Calvin saling pandang dan tersenyum lebar.

Benar, kedua---tiganya tidak betah di kelas, ingin selalu bertamasya keliling sekolah. "Asli sih, lo sakti banget jadi cewek. Jujur sekarang lo anak dukun kan?" Calvin menatap curiga pada Rai.

"Tolol bukan, kalau anak dukun pake kalung cabe, bawang, sereh, dia nggak," timpal Zergan sok tahu membuat Rai tertawa puas. Zergan itu wajahnya putih bersih, berhidung mancung, bulu halus di sekitar sisi-sisi muka cukup lebat. Intinya dia tampan dan berkharismatik tinggi. Dari point yang disebutkan amat ketara dia memiliki keturunan Turki.

Calvin sendiri memiliki mata yang sipit dan kulit coklat manis, dari ketiganya Calvin lah yang paling pendek juga receh. "Itu kayanya lebih ke cocok anak nasi goreng, sih? ngapain bawa-bawa kalung bumbu!"

"Aduh Rai lo jangan ketawa nanti gue demen gimana? bukan apa-apa kalo saingan gue Xabiru mah langsung mental gue," kata Calvin membuat Rai meredakan tawa manisnya.

"Eh? Xabiru udah dua hari nggak masuk kemana?"

"Kaki---"

"LIBURAN! biasa lah, banyak belajar butuh refreshing," sekat Zergan mengingat perintah Xabiru untuk mengawasi Rai dan jangan bilang ia sakit sebab takut Rai akan merasa bersalah. Banyak belajar, katanya.

"Iya itu kan, gan?" Calvin agak ngaco menyahut, ia lupa.

"Oh liburan, artinya kaki dia udah sembuh?"

"BENER KAN LO ANAK DUKUN!" kata Calvin rusuh.

"Tau dih, semua aja tau. Lo apa yang nggak bisa si Rai?" kesal Zergan. Rai lantas tertawa. Kedua kamerad Xabiru ini memang tidak tahu jika sebelumnya Rai akan menolong kaki Xabiru.

********

"CIAH, biru nontonnya barbie!"

"Eh diem lo ya berdua, batas suci ada di gerbang rumah," ketus Xabiru sambil mematikan TV.

XABIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang