23.Insiden naas di rooftop

755 59 28
                                    

23.Insiden naas di rooftop

Dua kaleng susu bear brand sudah Xabiru tegak habis, berlanjut meminum kuning telur mentah yang sudah tertuang di gelas. Zergan bergidig jijik melihatnya. Dari kelas satu sering sekali ia melihat Xabiru melakukan hal demikian. Tidak salah jika diantara mereka bertiga tubuh Xabiru yang paling bugar dengan perut enam kotaknya. Sebab kuning telur mentah dan susu berblen amat banyak memiliki khasiat.

Bi Nunung ikut gabung duduk dengan mereka, memerhatikan Calvin yang rakus memakan lumpia dua porsi. "Si Jain mah lain jelema," cetus Bi Nunung pada Calvin. [Si jelek emang bukan manusia]

"Heran kan Bi? lah saya juga bingung kenapa mau temanan sama dia," balas Zergan. Xabiru menyimpan gelas dan duduk di depan Calvin.

"Apapun masalahnya santai solusinya, yoi ga Vin?" Calvin mengangguk akan pertanyaan Xabiru.

"Saya mah bi, mau orang tua pisah kek, balikan lagi kek terserah lah yang penting duit ngalir lancar." Hari ini memang resmi talak tiga perceraian orang tua Calvin.

Xabiru dan Zergan terkekeh kecil, beda dengan bi nunung yang langsung menjitak Calvin dengan gulungan koran. "Lagi bi kalau emang masih nyatu mah berisik, di rumah perabotan abis, saya nggak mau mereka tetep jadi suami istri cuma karna kasihan sama saya. Padahal kebahagian mereka lebih penting dan itu juga masuk kebahagian saya. Si ayah mau nikah lagi ya---silakan punya emak banyak kan sama aja punya surga banyak," penjelasan Calvin terdengar santai seolah ia memang baik-baik saja akan perpisahan orang tuanya.

"Lo seriusan Vin? kalau nanti nikahnya sama pacar lo sendiri gimana?" tanya Xabiru membuat semua tertawa. Itu sih cerita dia sendiri.

Zergan menghentikan aktivitas memetik senar lalu kembali membuka obrolan. "Tapi asli sih udah gede mah lebih butuh duit ketimbang kasih sayang apa lah, bapak gue contohnya gede kasih sayang kerjaan ngadu ayam nggak mau cari duit, buat apa? realistis lah ujung-ujungnya nyokap sakit gue yang banting tulang."

"Nggak gan, duit juga nggak selalu menjamin bahagia," kata Xabiru, wajah kedua temannya sudah cerah tersenyum ada maksud. "Bukan berarti gue mau kasih duit ke lo pada ya, gak."

"Elah ru, ceban napa sih?!" pinta Calvin.

"Cinta, uang dan harapan harus seimbang. Persetan lah sama yang bilang duit bukan kebahagian atau cinta nggak mandang uang," kata Zergan masih membantah asumsi Xabiru. "Ru tapi lo kalau mau disayang sama gue boleh, bayar tapi."

"Najis," cetus Xabiru membuat Zergan tertawa. Tumben anak itu mau bergurau.

Calvin mencuci tangan lalu meminum es milik Xabiru. "Cinta nggak memandang warna kulit tapi cinta memandang warna duit. Untuk itu mari ngepet," ajakan itu membuat Bi Nunung langsung menjitak lagi kepala Calvin. Dua temannya puas tertawa.

Calvin tetap lah laki-laki penghidup suasana yang gampang tertawa, rona wajahnya tidak pernah menunjukan kesedihan bahkan di hari perceraian orang tuanya. Tetapi Xabiru dan Zergan tau betul di lubuk hati kecil Calvin ia juga merasa kesedihan mendalam yang tertahan.

********

Puas membuat dua keponakannya menangis Xabiru berlari ke kamar. Mengambil ponsel yang sedari tadi berbunyi notif grup.

#Pak Wendi forover together#

Zergan Algibran: jngan omdo.

Zergan Algibran: hrs jd

Zergan Algibran: sblm kolot, kpn lgi kan?

Calvin Marcellino: kapn si gan gw pernh boong

XABIRU [END]Where stories live. Discover now