38.Dasar pengingkar janji

673 66 3
                                    

Aku bakalan terus ketik lirik lagu yg sesuai sama isi bab, oke cekidot.

"Hingga air mata tak mampu tuk melukiskan perih, yang kau ukir dalam hati ini." -Last Child-

38.Dasar pengingkar janji

Rai menggaruk tengkuknya sambil meringis kecil, otaknya berputar mencari alasan yang bisa dimaklumi oleh wali kelasnya.

"Eh kenapa masih diem aja Ra, ayo!" ajak Bu Desi menatap bingung pada Rai.

"Anu Bu."

Penyelamat akhirnya datang. "Saya aja Bu, Ra ada urusan keluarga!" Juna mendekat, tersenyum kalem pada mereka berdua.

"Lho Ra kenapa nggak bilang?" Bu Desi menatap Rai, tiga detik berikutnya tersenyum dan mengangguk paham. "Ra orangnya pasti nggak enakan, nggak papa Ra. Hati-hati di jalan ya."

Rasa lega hinggap di relung Rai. "Iya Bu, Jun makasih banyak ya."

Juna mengangguk, terakhir memberikan senyuman yang tidak dapat Rai pahami apa arti senyum tersebut.

Sebelumya Rai tidak pernah berlari sekencang serta seterburu-buru ini, ia mengatur nafas saat sudah sampai. "AYO!" kata Rai mengintruksikan dua teman Xabiru untuk segera bergegas.

Ini hari ke tiga ujian sekaligus perberangkatan Xabiru menuju Singapur untuk operasi. Mereka bertiga bersepakat untuk mengantar sampai bandara. Itu sebabnya semangat Rai sangat menggebu-gebu.

Dari jauh di kursi roda tangan Xabiru melambai-lambai, sutas senyuman paling bahagia sudah menghiasi bibir ranumnya. Tidak peduli dengan sekeliling untuk cepat sampai Rai memilih berlali menggunkan kekuatan super.

Zergan dan Calvin di belakang yang berjalan santai geleng-geleng kepala melihatnya.

"Kak cantik nanti jatuh jika lari-lari," nasihat Angkasa perhatian.

"Benar, sepertinya Kakak cantik rindu sekali dengan Abang kita yang jelek ini?" tambah Langit, Xaviera yang menggendong Syafira tertawa, satu pendapat.

"Lo berdua awas aja kalau kangen gue," kecam Xabiru menatap malas dua keponakannya. Rai mengatur nafas sambil tersenyum netral.

Sarah mengibaskan tangannya ke atas. "Sudah-sudah, bagaimana ujian mu tiga hari belakangan ini, lancar Ra?"

"Lancar, tan," jawab Calvin membuat Xaviera memelototinya tajam.

Calvin menyengir sambil menunjukan dua jarinya. "Lancar, kapan boardingnya Mama Fira?"

"Lima belas menitan lagi, ini biru setia dari tadi nungguin kamu, Ra," kata Sarah membuat Xabiru bergerak kikuk, salah tingkah.

"Lah nggak nunggu kita?" tanya Zergan bergurau.

"Ya nggak si sebenernya, emang siapa yang ngundang?" Rai tertawa oleh jawaban Xabiru, Zergan mencebikan bibir kesal.

"Semoga lancar biru, cepet pulang," ujar Rai begitu lembut. Tatapannya berhasil mengunci pandangan Xabiru.

Bagi Xabiru tatapan Rai seperti memiliki magnet yang selalu punya daya tarik sendiri untuk betah berlama-lama. "Aamiin, siapa juga yang mau lama-lama disana, Ra? nggak ada seblak," balasnya seperti biasa dibumbui gurauan. Rai berdesis dengan senyum tertahan.

"Sama nggak ada Rai," lanjut Xabiru seolah hanya ada mereka berdua saja yang mendengar.

Xaviera mesam-mesem, terasa dirinya yang tengah digoda. "OMG biru, hei? tidak berbelas kasihan sedikit saja kau pada dua batagor diberi nyawa yang sudah berkarat menyendiri itu? ayolah kita tinggalkan dulu mereka berdua," usul Xaviera yang diangguki mereka bersama.

XABIRU [END]Where stories live. Discover now