12.Silsilah darah Ricardo

930 90 1
                                    

12.Silsilah darah Ricardo

"GUE GA MALES, GUE GA MALES," kata Nara sambil mengemudi mobil, tiga kata itu sudah ia ulang 40 kali lebih.

Rai yang duduk di belakang mulut nya komat-kamit membaca do'a, apapun agar terlindung dan selamat dunia akhirat.

"NARA BERHENTI GA!" sentak Juna yang memegang pegangan di atas mobil was-was, takut nya melebihi saat biasa ia olimpiade.

Masa bodo Nara kembali berteriak kencang, mengemudi ugal-ugalan. "Gue ga males, gue nggak males, ga males, les, les, les!"

"Nara gila lo ya? gue masih mau hidup lama!" omel Juna. "Iya oke lo nggak males!"

"Ga, gue udah sakit hati!" balas Nara sinis tanpa menoleh kesamping dimana Juna berada.

"BERHENTI NARA!" perintah penuh emosi dari Juna tidak ada apa-apa nya bagi Nara. "Lo mau mati?"

"Malaikat juga bakalan males kali nyabut nyawa gue!"

"PIKIRIN RAI!"

Mata Nara sekilas melirik kaca di dalam mobil, memperhatikan Rai yang tengah memejamkan mata sambil dzikir. "Masuk surga lah," enteng nya menjawab. "Rai kan baik dan sholehah."

"YA----PIKIRIN GUE?!"

"Males," jawab Nara membuat Juna kepalang emosi.

"Gue laporin Bunda lo ya?!" ancam nya.

"JANGAN BERANI-BERANI NYA LO!" bentak Nara, Bunda nya Nara itu galak bukan main. Tapi entah turunan dari mana anak nya pemalas garis keras.

"Ya makan nya berhenti, gue yang nyetir!" balas Juna. "Atau ga lo jalan aja sana ke gedung!"

"OK!" setuju Nara. 'Ok' nya bukan dibaca 'oke' tapi memang benar-benar 'OK'.

Nara menutup pintu mobil kencang. Juna pindah di kursi pengemudi. "Juna kita ninggalin Nara?" tanya Rai yang sedari tadi tidak bergeming. Tanpa menoleh Juna mengangguk.

"Paling juga tu anak bakalan naik grab atau ojek," balas nya sok tahu.

Rai yang tengah melihat ke kaca belakang menggeleng. "Nggak Jun."

"Hah?"

"Nara tidur noh di tengah jalan," balas Rai fakta sebab ini jalanan sepi, Juna langsung ngerem mendadak. Kembali menghampiri Nara yang benar-benar gila.

"Mati aja lo Nara," kesal Juna sambil menarik gadis itu masuk ke dalam. Rai tertawa, mereka bertiga janjian untuk pergi ke acara nikahan Ayah Xabiru pukul 9 malam, pakai mobil Juna. Rai jelas tepat waktu, tapi si Nara ngaret tengah menangis sambil fokus pada drakor di laptop nya. Juna si disiplin jelas marah, terus mengeluh dan memaki Nara dengan berkata 'harus nya kita udah sampe' atau 'jadi cewe malesan banget' Nara yang mood nya jelek tidak terima dan ya----terjadilah seperti ini.

Rai tidak mau ikut campur, seperti sudah biasa melihat tikus dan kucing ini. Apa mereka tidak tahu istilah benci jadi cinta?

Rengekan Nara kembali terdengar. "Harus nya lo tuh bersyukur gue galau nggak mabok-mabokan tapi drakoran," kata Nara meluapkan isi hati nya.

Juna merespon walau agak ketus. "Galau kenapa lo, ada emang yang mau sama lo?"

"BIAS GUE WAMIL JUNAAA!" ucap nya dengan kata akhir yang sengaja ia kencangkan. "LDR gue sama ceye ganteng!" lanjut nya. LDR.

"Bias apaan si na? laki lo kenapa bisa hamil?" tanya Juna. Rai tertawa. Nara yang tengah gimik menangis langsung diam, menimpuk Juna pakai tempat tissue.

XABIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang