25.Momen khusus ruang hati

703 59 4
                                    

25.Momen khusu ruang hati

Aura dingin Zergan sudah melekat di relung jiwa. Ia berjalan tegap dengan wajah datar di rolong kelas sendirian. "ZERGAN!" meski dipanggil kencang ia tetap tidak mau membalikan badan.

Nara mengatur nafas yang tersenggal. "Nengok kek! lo disuruh ikut klub musik sama Pak Sasa," ucap Nara berseru ketus.

Alis Zergan terangkat satu sebagai isyarat tanya, tapi Zergan lupa gadis di depannya pemalas nomer satu. Bukan menjawab gadis itu berlalu pergi, repleks saja Zergan menahan tangan Nara. "APA LAGI?"

Zergan melepaskan pegangan tersebut. "Kenapa tiba-tiba?"

"Menurut lo?"

Terdengar decakan dari Zergan. "Gue nggak tau makannya nanya. Jawab aja si," balas Zergan tidak kalah jutek.

"GILAKKK SADAR KEK NILAI SENI LO BAB VOKAL PALING GEDE SEANGKATAN!" Ingin sekali Zergan menyumpal mulut Nara pakai semen.

"Oke," jawab Zergan tidak mau membuka obrolan lagi.

Nara memecingkan mata mentap Zergan yang sepertinya lagi-lagi menolak. "HARUS MAU! SEKALIAN NGISI ACARA PROM NIGHT!"

"Gue?" Bola mata Nara berputar malas.

********

"Gue demi langit bumi najis banget gan muji lo tapi asli kalau soal nyanyi emang enak, ikut aja gan itu kan bakat lo," kata Calvin saat Zergan bercerita penawaran Pak Sasa. Pembina klub musik.

Xabiru yang membuka kaleng  berblen mengangguk setuju. "Lo dari dulu selalu aja nutup-nutupin kelebihan diri sendiri, sembunyi di balik kata males padahal lo takut banyak ajakan ini itu kan?"

"Tergila-gila dah cewek-cewek sama Zergan kalau dari dulu nerima tawaran," lanjut Calvin sambil menyalin buku catatan matematika milik Ani, bagian limit fungsi trigonometri. "NI PINJEM PENGGARIS NI!"

"Najis nggak modal banget lo," cetus Xabiru yang memilih tidak melengkapi buku catatannya. Duduk santai saja meminum berblen.

"Lo diem aja ru, gue tampol kalau ngomong 75-75an lagi," ancam Calvin.

Calvin memberikan kiss bye berulang-ulang pada Ani yang malas-malasan melempar penggaris. "LOVE YOU FOROVER ANI BELAHAN JIWA, JANTUNG, USUS, HAMPELA," seruan Calvin terdengar rusuh. Ani memutarkan bola matanya malas.

"Ani KM berguna banget anjir, kaya tukang fotocopy apa aja ada. Apa nggak sekalian lo buka gerai aja ni," celetuk Xabiru. Calvin langsung lemas tertawa. Benar, semua lengkap Ani miliki dan ia juga tidak pelit.

Zergan yang sedari tadi diam tersenyum tipis. Kembali ke topik. "Terima aja gan, lo harus bersyukur diantara kita bertiga yang cuma ketara punya bakat lo. Lo nggak bisa bohong kalau musik bukan hidup lo jelas-jelas bagi lo music itu for life."

Calvin menutup buku leceknya, tidak bersampul. "Yoi gan, kita dukung. Apapun yang bikin lo seneng gue sama biru dukung."

"Nyanyin lagu buat gue sama Calvin saat perpisahan gan, kapan lagi kan?" pertanyaan Xabiru membuat Zergan langsung menyahut galak.

"Kaya mau pergi aja lo, jangan ngomong yang nggak-nggak dah. Sampe sukses pun gue janji bakalan nyempetin ngumpul sama lo berdua," ucap Zergan. "Lagi kayanya si Nara cuma asbun, masa ngajak ngisi buat prom night sekarang? masih lama."

"Apa yang lama anjing, semester dua nggak sampe setahun. Cuma enem bulanan doang, sisinya ngurus ini itu. Masa-masa ngutang di kantin bakalan abis," jawab Xabiru lalu meminum susu berblen ditangannya.

XABIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang