28.Revolusi seorang Xabiru

546 58 29
                                    

28.Revolusi seorang Xabiru

Menurut informasi dari Juna tentang kompetesi debat bahasa Inggris ini setiap tahunnya memang sering diadakan, Atalas beberapa kali pulang membawa piala. Hal tersebut jelas berdampak besar bagi sekolah, terlebih kejuaraan yang diraih selalu diliput media masa dan mendapatkan banyak sponsor. Itu mengapa akreditasi sekolah Atalas selalu mendapatkan nilai A.

"Juna sering ikut ya?" tanya Rai saat mereka bertiga berjalan menuju mobil.

Juna mengangguk dengan wajah tenang seperti biasanya. "Jangan tegang Ra, nggak ada yang nuntut harus jadi juara. Rileks, keluarin aja kemampuan terbaik lo."

Rai menghela nafas panjang, mencoba tenang. Nara bilang Juna kelas 1 memang sempat ikut bersama Kakak kelasnya dan berhasil menggarap piala juara pertama. Tentu Rai percaya, mungkin Juna lumayan lemah di pelajaran menghitung tapi jika bahasa Inggris ia benar-benar mahir menguasainya, ditambah pembawaan Juna yang selalu tenang saat public speaking menjadi point lebih yang ia miliki.

"Ra agak gugup aja sama yang lebih berpengalaman," kata Rai mengutarakan isi hatinya. Juna tahu sedari tadi Rai memang terlihat tegang.

"Jantung lo detak cepet ya Ra?" pertanyaan Juna Rai jawab anggukan. "Nara jantungnya lagi ngopi Ra, santai banget liat."

Yang diejek tengah memakan coklat choki-choki. Kalau Nara bukan tenang dia sudah kelewat santai. "Bodo, kalau gue nggak bisa tinggal pura-pura pingsan aja," jawab Nara enteng. Rai tertawa, jurus jitu Nara sepertinya pura-pura pingsan.

Ini hari pertama mereka pergi lomba, Miss Eilish bilang lomba ini akan diadakan tiga hari (jika masuk babak semifinal dan final) semoga saja.

"Ra, ayo masuk!" ajak Juna pada Rai yang ragu-ragu naik mobil kepalanya gelisah terus menengok kesana-kemari, Xabiru...dimana anak itu.

"Lo nggak papa, Ra?" Juna bertanya lembut, ada kekhawatiran di bola matanya. Rai mengangguk setengah hati.

Xabiru bahkan tidak mengabarinya.

********

Debat yang spektakuler, Rai tidak bisa bohong kalau Juna jauh lebih tampan dan berwibawa tinggi saat mengeluarkan argumennya. Nara yang dari awal terlihat paling santai juga tidak kalah kerennya, ia tenang saat lawan sudah hampir tersulut emosi. Rai cukup menyeimbangi kemampuannya saja dengan dua manusia cerdas itu, Juna benar. Ini seru.

Para adjudicator akhirnya memutuskan bahwa tiga anak Atalas tersebut berhasil masuk babak semifinal. Miss Eilish terlihat bangga pada mereka.

Ini sudah masuk hari ke-3 tim Rai dispen karena lomba. Tidak ada waktu untuk sekedar bersantai, waktu mereka benar-benar terbatas. Selain menghafal banyak bukti-bukti untuk mengeluarkan pendapat dari referensi buku pemberian Miss Eilish dan internet mereka juga harus mem-fasihkan pronunciation inggris sebab itu juga masuk dalam nilai.

"Ra muka lo dari kemarin murung, kenapa sih?" Nara mungkin terlihat acuh tapi ia juga sadar dengan ekspresi Rai.

"Rai pengen cepet-cepet selesai lomba na," jawab Rai terdengar lesu.

Nara mengangguk-nganguk setuju. "Gue juga, mau maraton drakoran Ra."

Ada hal ganjil dua hari belakangan ini, Xabiru. Dia seperti ditelan bumi, membalas puluhan pesan Rai saja tidak.

Juna sudah bergegas semangat mengajak dua kerabat kerja sama timnya untuk segera meluncur. "Ayo Ra, na!"

Diambang pintu ada Calvin dan Zergan. "Kalian berdua duluan aja, nanti Ra nyusul," cecar Rai pada Juna dan Nara. Juna yang sudah sadar ada problem mengangguk, pergi dibuntuti Nara yang sudah lima kali menguap.

XABIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang