39.Bandung adalah kamu

617 59 0
                                    

"Kini kan kuhancurkan mimpiku
Yang dulu telah kurangkai untukmu
Biarlah kenangan yang jadi bukti
Betapa berartinya kau untukku."-Last Child-

39.Bandung adalah kamu

Tidak ada yang bisa Rai lakukan selain mengurung diri sambil menangis, menyembunyikan wajahnya menggunkan selimut. Kehilangan Xabiru betul-betul guncangan terhebat untuk Rai.

Melupakan orang jahat itu mudah saja, sebaliknya jika diharus melupakan orang paling baik yang seakan di dirinya mengalir darah malait tentu sulit.

Suara tangis Rai sudah nyaris tidak terdengar, perutnya kosong dan tidurnya pun kurang. Ia seperti mayat hidup.

"Di atas, eyang?" Kale bertanya pada Eyang.

"Iyah, belum makan. Dari sepulang sekolah kemarin ngerem a," kata Eyang dengan gurat wajah sedih dan khawatir yang mendominasi.

Kale mengangguk, mengusap lembut pundak eyang. Meyakinkan semua pasti lekas pulih. Rasa lelah baru sampai dari Jakarta ke Bandung tidak membuat semangat Kale luntur.

"Ca," panggil Kale, mengetuk ulang pintu Rai. "Ca ini Abang."

Selimut yang menutupi tubuh Rai ia buka hingga rambut panjangnya berantakan. "Ca, ini Abang. Buka pintunya boleh?" tidak salah, suara berat itu jelas adalah abangnya.

Rai berjalan gontai kedekat pintu, lalu membukanya. Mata mereka bertemu, dari kondisi fisiknya Kale tahu adiknya sangat kacau. Bahkan Rai masih mengenakan pakian sekolah lengkap. Ia membuang nafas panjang, mengukir senyum. "Nasi goreng pakai udang?" tawar Kale tidak mau membahas perihal Xabiru, yang paling utama saat ini keadaan fisiknya. Kale tahu Xabiru di atas pun akan marah jika Rai sakit karena sibuk menangisinya.

Bukan menjawab Rai malah memeluk tubuh kekar abangnya, menangis kembali. "Bang, biru tinggalin aku bang." air mata Rai membasahi jas kerja abangnya. Ya, Kale memang dari kantor langsung meluncur kesini.

Puncuk kepala Rai dikecup berulang-ulang oleh Kale sambil mengelus Surai legamnya penuh kasih sayang. "Iya Abang tahu, Abang tahu semua. Biru sayang sama ca, tapi Tuhan lebih sayang biru. Kamu tahu? saat kamu udah bener-bener bisa terima kepergiannya itu titik tertinggi rasa cinta yang kamu punya ke dia. Nggak papa Ca, perlahan-lahan. Ada Abang, nggak papa."

Dari kecil Kale selalu jadi pemenangnya. Dalam diri Kale Rai seperti menemui sosok Xabiru. Tenang perlahan menjalar. "Jadi dewasa ternyata nggak pernah enak bang, ca harus terus-terusan berjalan di alur yang nggak ca suka."

Tutur kata Rai sudah membuktikan pada Kale jika adiknya memang bukan lagi anak kecil. Ia menangkup pipi Rai, "pulang ya? bunda mau peluk kamu."

*******

Semua terpukul atas perginya Xabiru, terutama sang Kakak. Xaviera adalah saksi atas semua rasa sakit Xabiru dari kecil, orang terdekat yang paling mau disusahkan, dan orang yang paling membenci ayahnya sendiri, padahal berulang kali Xabiru meminta Xaviera berdamai.

Gadis malang itu sekarang tengah melamun, di tangannya terdapat foto yang ia dapat dari dompet Xabiru.

Gadis malang itu sekarang tengah melamun, di tangannya terdapat foto yang ia dapat dari dompet Xabiru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
XABIRU [END]Where stories live. Discover now