27.Sejatinya rumah berpulang

626 61 13
                                    

27.Sejatinya rumah berpulang

Xabiru tidak pernah sadar jika selama ini ia sudah jadi figur ayah terbaik bagi mereka bertiga, yang selalu memasak sup, memberikan dongeng pengirim tidur, bermain PS, membelanjakan cemilan, bersepeda dan hal-hal lainnya yang juga dilakukan ayah pada umumnya, jadi saat Avian memilih pergi ketiga anak tegar ini sudah terbiasa.

"Jadi orang baik itu selalu hebat karena untuk menjadi baik prosesnya susah. Macam mendapatkan nilai seratus, susah bukan? tapi jika kita bisa mendapatkannya maka akan disebut hebat. Ada yang lebih hebat lagi." Xabiru bercerita sambil mewarnai gambar milik Syafira, teratur dan rapi.

"Apa, bang?" Langit bertanya lebih dulu.

"Bisa keduanya, baik dan dapat seratus. Itu," balas Xabiru. Syafira tersenyum manis dan mengangguk.

"Bang nanti kalau kita bertiga dapat nilai ulangan seratus kita main ya ke dufan?" tantang Angkasa dengan alis yang ia naik turunkan.

Xabiru menatap ketiga anak kecil yang memasang puppy eyes, memohon. "Siapa takut," jawaban Xabiru membuat ketiganya bersorak senang.

********

Mata Geisha berbinar senang melihat motor vespa metic yang terdapat banyak stiker-stiker distro kembali hadir di halaman rumahnya. Karena tunggakan hutang kemarin motor ini diseret depkolektor, tapi entah siapa yang berbaik hati menebusnya.

Tertera secarik note:
Barang berjuta kenangan harganya nggak akan bisa tertandingi atau dituker apapun. Seseorang yang udah nyiptain kenangan mungkin udah pergi tapi barangnya harus tetep dijaga karena lebih dari sekedar kata berharga.

Tulisan ini, Geisha kenal betul. Mungkin ucapan terima kasih balas budi? entah lah, sejujurnya Geisha sudah memaafkan Xabiru begitupun dengan laki-laki itu, mereka hanya terhalang gengsi saja. Diam-diam saat Geisha telat bahkan Xabiru sengaja mengajak satpam mengobrol agar pintu gerbang masih terbuka.

"Dasar bocah," cibir Geisha tersenyum geli.

Omong-omong Xabiru tahu perihal siapa yang merekam perkelahian Calvin dengan Baraq dan tahu juga siapa yang memberikan pembuktian itu pada pihak polisi. Terakhir, menyangkut motor vespa, Xabiru tahu itu adalah peninggalan Genta.

******

"Debat bahasa Inggris?" Rai berseru tertahan. "Kenapa mendadak, Jun?"

Juna yang tengah membuat kurva permintaan dan penawaran menjawab santai. "Kemarin jadwal Mis Eilish padet, baru bisa bilang tadi pagi ke gue. Ra, Mis Eilish juga kan wakil kepsek, kasian kalau kita nolak dia harus bingung nyari anak yang lain."

"Udah kepepet banget emang?" Nara bertanya sambil mempause drakor yang ia tonton di ponsel.

"Iya Na, tiga harian lagi."

Nara terlihat santai seperti biasanya. "Gue ikut kalau Rai ikut."

Juna berhenti menulis, menatap Rai yang bimbang. "Kita bertiga pasti bisa Ra, urusan menang kalah biar Nara yang nanggung."

"Yaudah sih Jun," tanggapan Nara terdengar ketus. Rai tahu Juna menjawab demikian untuk menghiburnya.

Keraguan Rai dengan cepat hilang saat mendapatkan semangat besar dari Xabiru yang mendukung penuh. Xabiru tidak meyakinkan Rai akan menang melainkan meyakinkan apapun yang Rai raih akan terlihat hebat.

*******

Selama pelatihan lomba debat bahasa Inggris tingkat kota Xabiru tidak mau menggangu Rai, begitupun Rai yang memilih fokus pada latihannya bersama Juna dan Nara.

XABIRU [END]Where stories live. Discover now