22.Satu-satu nanti cape Ra

740 56 23
                                    

22.Satu-satu nanti cape Ra

"Lo ngerendahin gue? ngapain bayarin operasi nyokap segala, nggak usah ru," ketus Zergan dengan rahang yang mengeras. Suasana sekitar langsung terasa dingin.

"Gue mampu, nggak serendah itu buat dikasihanin," lanjutnya sarkas. "Secepetnya bakalan gue balikin duit lo!"

"Ga usah," jawab Xabiru terlihat tenang. Calvin yang duduk di sebelah Xabiru jadi penonton sekaligus wasit jika mereka baku hantam.

Zergan berdecih, "gue mau."

"Nggak perlu, lo lupa gue banyak duit?" tanya Xabiru, Zergan menoleh pada netra gelap Xabiru yang malah tersenyum miring. "Itu nggak seberapa," sambungnya enteng.

Urat disisi-sisi wajah Zergan mulai tercetak jelas dengan nafas yang menderu. "Anjingnya berteman sama anak konglomerat kaya gini? belagu," ucap Zergan dingin. "Selalu ngegampangin duit, kaya bisa aja cari duit."

"Ngapain cari duit orang bapak gue banyak duit," Xabiru bangkit dari duduk menatap datar wajah Zergan yang sebentar lagi akan meledak. "Nggak seneng, mau ribut?" tantangnya.

Calvin langsung ikut bangkit kala Zergan sudah mencengkram kuat kerah seragam Xabiru. "Bangsat, lo kali ini kelewatan ru," terdengar pelan namun hawa langsung tambah tegang.

"Lebih bangsat mana sama lo yang pontang-panting sendiri, sana-sini banting tulang tanpa cerita ke gue sama Calvin? lo anggap gue sama Calvin apaan gan? temen deket atau temen cuma kenal? nanggung kalau cuma sekedar temen biasa nggak usah ngejauh perlahan, pergi aja lo," ketus Xabiru yang kerah seragamnya masih dicengkram kuat oleh Zergan.

"KARNA GUE NGGAK MAU NYUSAHIN LO BERDUA!" sentak Zergan hingga ruang kelas langsung lenggang beberapa saat.

Kelas ini hanya ada mereka saja, yang lain sudah meluncur ke lab komputer.

"Nggak gan, namanya temen susah seneng emang harus bareng. Kalau lo tau gue sama biru ngerasa nggak dianggap temen deket saat lo nutupin kenapa lo tiba-tiba banyak diem, bengong dan sakit badan," sahut Calvin yang sedari tadi menyimak.

Sorot mata tajam Zergan perlahan netral dengan nafas yang teratur. Cengkraman pada kerah seragam Xabiru melonggar. "Penyakit nyokap lo bisa makin berabe kalau nggak secepetnya ditangani gan," kata Xabiru dengan suara berat. "Sehari setelah mommy gue disiksa abis-abisan sama bokap lo bukannya denger sendiri dari gue yang seluruh jiwa sadar gue terkuasai alkohol ... gue teriak ditelinga lo 'siapapun boleh pergi asal jangan mommy nanti dunia gue berhenti' gan kehilangan nyokap itu lebih sakit dari rasa sakit yang pernah ada."

Xabiru belum pernah menceritkan perihal rasa sakitnya tentang kehilangan mommy pada mereka dan mereka juga tidak berani bertanya jika bukan Xabiru sendiri yang mau berbagi, hal kearah sana ia benar-benar sensitif. Tapi sekalinya dengar...rasa putus cinta pun kalah telak. Sesak mulai memenuhi isi hati Zergan dan Calvin.

Cengkraman terlepas, dengan tatapan nanarnya Xabiru menepak-nepak bahu Zergan yang menunduk sesal. "Lo temen gue, temen Calvin. Kita bertiga temen. Gue nggak mau lo  ngerasain juga hal yang paling sakit dalam hidup gue, gan... bahkan sampai sakitnya untuk datang ke makam mommy aja gue nggak berani. Sekalipun lo udah jadi pang lima pertahanan alam raya nyokap harus nomer satu, selagi ada jaga gan," pesan Xabiru mode serius. Calvin mengangguk setuju, wajah cerah Xabiru kembali tersenyum cemerlang. "Lupain yang tadi, kita bukan bocah yang harus musuh-musuhan, lo keren mau kerja. Lain kali nggak usah gitu lagi, Calvin nangis noh," guraunya lalu tertawa dan melenggang pergi. Suara tawa yang terdengar beda tentunya.

Zergan menoleh pada Calvin yang menyengir kuda. "Ga usah gan gue udah maafin lo." Percaya tinggi berucap lebih dulu.

Bola mata Zergan berputar jengah. "Lo tau dari mana gue kerja?"

XABIRU [END]Where stories live. Discover now